"One day, you know, that i have always loved you." -I've Always Loved You by Arash Buana.
But, hari itu tidak pernah datang.
Ia pergi terlalu cepat, hanya meninggalkan satu kelopak bunga edelweis di tangan yang gemetar. Setiap malam, suaranya masih bergema di kepala seperti lagu lama yang tidak pernah berhenti.
Seperti dalam lagu Multo, bayangan itu terus menghantuinya. Ia melihatnya di mimpi, di rel kereta api, bahkan di antara kabut senja.
Apakah cinta yang terucap benar-benar mati? Atau hanya berubah menjadi bayangan yang menolak pergi?
Karena beberapa cinta tidak berhenti meski seseorang telah pergi. Ia hanya bersembunyi di balik bayangan.
"Ia hanya ingin dicintai oleh hati yang dulu menolak mencintainya."