20 parts Ongoing "Pah, cari mama baru, yuk!"
"Pah, itu ada cewek cantik, mau jadiin mama buat Ayya, gak?"
"Pah, kayaknya tante itu baik. Papazi mau gak?"
"Tadi temen Ayya ke sekolah pada ditemenin mamanya, Ayya kapan punya mama, pah?"
"Papah, temen Ayya suka dibekelin makan masakan mamanya. Ayya kapan dibekelin sama mama, pah?"
"Masakan seorang mama itu seenak apa sih, pah? Kok temen-temen Ayya sesuka itu sama masakan mama mereka? Ayya jadi mau coba."
Zio menutup kedua telinganya dengan bantal selalu ketika Ayya sudah kembali bertanya mengenai seorang mama padanya. Jujur, Zio sama sekali tidak kepikiran untuk menikah lagi setelah merasa gagal di pernikahan sebelumnya.
"Pah! Jangan pura-pura gak denger, Ayya lagi nanya loh!"
"Apalagi, Ay? Papazi kan udah bilang mamanya gak nemu."
"Papazi bohong! Papazi emang gak niat cari mama baru!" tuduhnya.
Zio memijat pelipisnya kuat. Rasa pening akibat pekerjaan saja sudah membuat otaknya berantakan ditambah kemauan Ayya yang begitu bertolak belakang dengan dirinya yang ingin sendiri.
"Kalo gak dapet-dapet harus gimana?"
"Yaudah biar Ayya yang cariin!"
Zio langsung menoleh pada anaknya. Bahaya jika Ayya sudah berkata begitu, bisa-bisa seperti dulu. Ayya pernah diizinkan Zio untuk mencari mama baru sendirian karena ia sudah capek dengan ocehan anak itu.
Tapi tanpa diduga, Ayya bertanya kepada setiap orang yang kenal dengannya apakah mau menjadi mamanya atau tidak. Zio sudah dibuat malu oleh anaknya sendiri.
"Gak usah! Nanti biar papazi yang nyari sendiri!" sangkal Zio.
"Bohong! Papazi gak pernah nyari mama baru"
"Kali ini papazi janji bakal beneran nyari, tapi Ayya jangan ikut-ikutan nyari!" peringatnya.
"Beneran?"
"Janji!"
"Okey! Tapi kalau papazi nyarinya lama, Ayya akan tetap bantuin!" kekeh Ayya.
Zio menepuk dahinya lelah.
Happy Reading temen-temen sisie