Empat sahabat: Ravien, Lioren, Nerisa, dan Veymora. Mereka datang ke sebuah rumah tua di pinggiran kota untuk menyelidiki rumor lama tentang penghuni yang "tidak pernah pergi."
Awalnya, rumah itu hanya tampak kosong dan berdebu. Tapi begitu mereka melangkah masuk, pintu di belakang tertutup sendiri. Dan sejak saat itu, mereka tak bisa keluar.
Rumah itu hidup, bernapas, berbisik, dan mengamati. Dindingnya berubah, lorongnya memanjang, dan setiap kamar menyimpan terornya sendiri. Masing-masing dari mereka mulai diganggu oleh bisikan personal, seperti: suara orang-orang yang sudah tiada, rahasia masa lalu, dan rasa bersalah yang belum tuntas.
Rumah itu bukan sekadar berhantu, melainkan cermin dari sisi tergelap jiwa manusia. Dan yang paling menakutkan bukanlah siapa yang datang, melainkan siapa yang tinggal.
Ketika takdir mempertemukan keempat gadis dalam situasi yang tak terduga, mereka harus berhadapan dengan persaingan dan konflik di sekolah. Namun, seiring waktu, mereka belajar untuk saling memahami dan menerima satu sama lain sebagai saudara.
Dalam perjalanan ini, mereka menemukan bahwa kekayaan sejati bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang cinta, kasih sayang dan kekeluargaan.