Story cover for Blind Date with a Walking Rainbow / LIU XUANCHENG ZHAN XUAN by LIU2389
Blind Date with a Walking Rainbow / LIU XUANCHENG ZHAN XUAN
  • WpView
    Reads 6,395
  • WpVote
    Votes 1,589
  • WpPart
    Parts 57
  • WpView
    Reads 6,395
  • WpVote
    Votes 1,589
  • WpPart
    Parts 57
Ongoing, First published Oct 19
Mature
14 new parts
Ketika pewaris dingin Zhan Xuan dipaksa menghadiri kencan buta, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Liu Xuancheng, mahasiswa desain eksentrik yang tampil seperti pelangi berjalan.
Apa yang seharusnya menjadi pertemuan singkat berubah menjadi kekacauan penuh warna  dan perlahan, sesuatu yang tak bisa ia pahami mulai tumbuh di hatinya.
Di antara dunia yang kontras, mereka belajar bahwa cinta kadang datang dengan cara paling tidak masuk akal.
All Rights Reserved
Sign up to add Blind Date with a Walking Rainbow / LIU XUANCHENG ZHAN XUAN to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
WHEN YESTERDAY RETURNS cover
HURT (LANGTU) END ☑️ cover
BEHIND THE CRYSTAL GLASS / Zhan Xuan / Liu Xuancheng / 2Xuan XuanXuan cover
AKU TULUS PADAMU || Zhancheng,xuanxuan  cover
FORBIDDEN LOVE / XUANXUAN / Guo Chengyu Jiang Xiaoshuai/ Liu Xuancheng Zhan Xuan cover
Gentle Rhythm  / Jiang Xiaoshuai Chi Cheng  cover
Chengyu x Xiaoshuai Collection Part 2 cover
Death Twice  cover
Between Love and Revenge cover
TITIK BALIK cover

WHEN YESTERDAY RETURNS

39 parts Complete

Ada kalanya waktu berputar bukan untuk menghapus masa lalu, melainkan untuk mempertemukan kembali dua jiwa yang pernah terbelah. Di antara riuh tepuk tangan dan cahaya lampu panggung yang menyilaukan, tatapan itu kembali hadir-tatapan yang dulu pernah menjadi rumah, kini terasa asing dan jauh. Waktu sebelas tahun ternyata cukup lama untuk mengubah segalanya, namun tidak cukup kuat untuk menghapus bayangan yang selalu menempel di ingatan. Ia berdiri di sana, tenang dan ramah, seakan dunia tidak pernah menyakitinya. Senyum itu masih sama, tapi tak lagi hangat untuk dirinya. Semua kenangan yang pernah dibangun seolah lenyap tanpa jejak, digantikan formalitas dingin yang membuat dada terasa sesak. Bagi sebagian orang, pertemuan itu hanyalah kebetulan biasa. Tapi bagi seseorang yang masih terikat pada penyesalan, itu adalah takdir yang datang terlambat-sebuah kesempatan yang entah akan menyembuhkan, atau justru melukai sekali lagi.