Tidak ada yang lebih menyakitkan dari menunggu seseorang yang tahu sedang ditunggu, tapi tidak pernah berniat kembali.
Nadira paham, penantian bukan hanya tentang waktu-tapi tentang seberapa lama seseorang tega membiarkanmu menggenggam harapan kosong. Dua belas tahun bukan angka kecil. Itu lebih dari separuh hidup dewasanya, diisi janji yang sama, diulang dengan nada lembut namun kosong makna.
"Tunggu aku jadi Sertu, Nad. Setelah itu, aku akan menikahimu."
Janji itu pernah membuat Nadira bertahan. Ia menolak lamaran demi lamaran, menutup pintu setiap kali ada lelaki lain yang datang, dan memilih menunggu Bagus Wicaksana-kakak kelas yang dulu membuatnya percaya bahwa kesetiaan akan selalu menang pada akhirnya.
Namun siang itu, pesan dari seorang teman lama menghancurkan segalanya.
Foto studio, dua orang berbusana adat, dengan caption sederhana:
Lancar sampai hari-H ya, sayangku.
Dan perempuan itu bukan Nadira.
Sejak hari itu, Nadira tahu-penantian panjangnya sia-sia, membuat Nadira sakit hati, terpuruk, hancur, sampai akhirnya sebuah kalimat menyadarkannya. Membuat ide muncul di kepalanya.
"Jika diselingkuhi Bintara, balas dengan mendapatkan Perwira, nikahi atasannya. Kenapa kamu malah nangis frustasi depresi seperti ini? Dia nggak worth it. Kamu cantik, pekerja keras, siapa yang nggak mau sama kamu!"
Kata nya cinta itu menyakitkan, tetapi, cinta juga yang bisa menyembuhkan. Itulah yang dirasakan Suri terhadap laki-laki yang pernah hadir dalam hidup nya. Suri memutuskan pergi setelah bercerai dan kembali pulang kampung karena suatu keadaan.
Pernah merasakan hidup bersama. Tinggal di atap yang sama. Berpegangan tangan di jalan yang sama. Kirai pernah mengisi hari-hari Suri dan memberikan warna dalam kehidupan nya selama ini.
Bagi Kirai, Suri adalah Luka yang nyata. Di sisi lain, Suri juga menjadi tombak dalam perubahan nya.
Lalu, bagaimana pertemuan Kirai dan Suri setelah berpisah sekian lama. Akankah mereka akan kembali memutuskan untuk bersama dan kembali menjalin hubungan lama atau tidak saling mengenal selamanya.