Live to return. (To my home) -OG
6 parts Ongoing This story is an original work, so please do not copy or plagiarize any part of it without the creator's permission.
I hope for your support, as well as criticism and suggestions to be better.
Love greeting for you!
***
Segala yang pernah ia sebut rumah telah menjadi abu. Alvean selamat, namun ingatan telah direnggut jiwa-jiwa yang terkorban. Terperangkap dalam amnesia total, ia menghadapi dunia yang asing dan orang-orang yang melihatnya sebagai kunci-atau mungkin, sebagai monster.
Saat ditanya tentang dirinya, ia hanya bisa menjawab; "aku tidak tau"
Detektif Lucas dan Psikolog Anathan mencoba menelusuri pikiran Alvean, mencari tahu apakah ia korban yang murni atau bagian dari kegelapan yang lebih besar. Kecurigaan mereka tertuju pada Dokter Ethan, sosok yang terlalu 'sempurna' dan menyembunyikan Luna, korban selamat lainnya.
Anathan, yang dikenal licik, menggoda Ethan dengan pertanyaan menohok: "Aku penasaran, apa alasan signifikan yang membuatmu berada di desa itu?"
Dalam keheningan, sebuah rahasia tersembunyi. Ketika Alvean mulai merasakan koneksi aneh dengan kehancuran di sekitarnya-ledakan tanpa pemicu-semua orang bertanya-tanya:
"Apa aku... penyebabnya..."
....
Alvean kira, disaat setelah semua hal membingungkan ini telah selesai, ia akan mendapatkan kehidupan yang tenang dan jauh lebih layak. Walaupun tanpa bekalan ingatan tentang masa lalunya.
Tapi tidak. Itu hanya angan-angan semata.
Secara fisik, ia memang sehat. Tapi adakah yang pernah bertanya "bagaimana hari mu? Apa menyenangkan?". Jelas, secara mental, ia hancur berkeping-keping.
Hingga kini, ia benci dengan orang-orang yang hanya sekedar berpura-pura.
Untuknya. Orang lain. Atau siapapun.
Ia benci itu.
"Kamu yang selalu sama. Vean..."
-Luna
Ini bukan hanya tentang Alvean yang mencari keberadaan jati diri. Ini tentang bagaimana ikatan persaudaraan tanpa ada hubungan darah, juga hubungan persahabatan yang begitu tulus adanya.
『English-German-Indonesian