Sejak tragedi masa kecilnya, Kim Y/N yakin bahwa dirinya adalah bom waktu. Satu-satunya katarsis, satu-satunya tempat ia dapat mengendalikan amarah destruktif yang ia takuti akan mengubahnya menjadi sosok Ayahnya, adalah di arena balap motor ilegal yang gelap. Di sana, ia dikenal sebagai 'Mawar Hitam'-seorang pembalap wanita misterius yang paling brutal namun paling terkontrol.
Kehidupan gandanya hancur ketika penangkapan di malam hari memaksanya kembali ke dunia terang yang didominasi oleh kendali kakaknya, Seokjin, dan pengawasan ketat Namjoon. Saat ia berjuang untuk bertahan di kantor yang membosankan, seorang mantan psikolog forensik, Jeon Jungkook, menyusup ke dalam hidupnya. Jungkook tidak tertarik pada motornya, tetapi pada psikologi di balik pelariannya. Ia melihat trauma, bukan kenakalan.
Di antara ancaman Seokjin dan manipulasi cerdas Jungkook, Y/N didorong pada balapan final: jika ia menang, ia bebas. Jika ia kalah, ia harus menghadapi kelemahannya sendiri. Namun, pilihan Y/N di tengah garis finish akan menentukan segalanya: Apakah ia akan tetap menjadi Mawar Hitam yang terkontrol di kegelapan, atau memilih penerimaan yang rapuh di dunia terang bersama pria yang telah melihat kelemahan terbesarnya?
"Seluruh karakter dalam cerita ini, termasuk nama-nama yang digunakan, adalah fiktif. Tidak ada kaitannya dengan tokoh, grup, atau individu nyata mana pun. Penggunaan nama tokoh publik hanya bertujuan sebagai referensi karakter fiksi semata dan tidak dimaksudkan untuk merugikan atau menyinggung pihak mana pun."🙏🥰
After being involved with a cold-hearted mafia boss, Robyn Lehman decides its time to run. Little did she know, she was carrying the future heir to his entire empire.
Will he find her again? Or will she stay hidden forever?
=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=
He got up from the bed, pulling up his pants and not taking a glance at me. I lay in the sheets, still dazed by what we had just done.
"Get up." He barks, making me jump a bit. I was confused beyond belief. Just moments ago he was making love to me...
I did as he said, wrapping the loose sheet around my body, he continued to glare as I did so, and I made my way to his side of the bed.
He held out a hand, an angry look on his face. "Don't. Just go. This was a mistake, and it won't happen again." He mutters coldly.
I feel my face heating up and my eyes welling with tears. "Oh.." I stare at him, my emotions beginning to be hard to keep in.
He laughs, shaking his head. "You thought I cared?" He let out a loud chuckle. "You mean nothing to me. Now go to your room, I don't want to see you in here again."