Ocean Jiang dan Li Seeky sudah saling benci sejak bangku kuliah kedokteran.
Seeky - perawat jenius, tenang, dan selalu benar.
Ocean - dokter forensik, keras kepala, tsundere, dan mulutnya pedes kayak skalpel.
Setiap kali mereka ketemu, suasananya mirip ruang operasi tanpa bius: tegang, panas, dan berakhir dengan seseorang hampir meledak.
Sekarang, takdir (atau mungkin sistem rotasi magang yang kejam) mempertemukan mereka lagi di rumah sakit Saint Lune.
Seeky sibuk di IGD, Ocean lagi bantu investigasi kasus pasien misterius.
Dan tentu saja... kekacauan langsung terjadi.
"Jangan ikut campur, Ocean."
"Tenang aja, aku cuma lewat."
"Lewat? Dengan sarung tangan forensik di IGD?"
"Profesional, Li Seeky. Aku cuma mendiagnosis... denyut jantungmu."
Di tengah bau antiseptik, lampu neon dingin, dan monitor jantung yang berdetak cepat, dua rival lama ini mulai menyadari satu hal:
kadang yang perlu disembuhkan bukan luka pasien-tapi hati sendiri.
Kisah seorang remaja yang jatuh cinta kepada pasien pengidap alzheimer di usia muda.
[ Jika kehidupan selanjutnya benar benar ada aku ingin sekali bertemu dengan mu lagi, tak peduli bagaimana fisik dan mental mu aku ingin terus mencintai mu, bahkan jika alzheimer itu masih menggerogoti memori di otakmu. Walaupun sifat mu berubah seperti anak usia 5 tahun dirimu sangat lucu ketika merengek seperti anak kecil meminta ice cream kepadaku. Membuat ku berada di dekatmu setiap hari mungkin bisa membantu mu mengingat siapa aku, tak apa jika kau melupakan siapa aku asal bukan aku yang melupakan mu.] -Wenlang
[ Sungguh maafkan aku, aku yang selalu menjadi beban bagimu, aku berusaha setiap hari nya membaca ulang buku diary ku agar aku bisa mengingat mu terus, bahkan namamu ku tulis penuh di 5 lembar buku ku. Jika suatu saat memori ku tentang mu benar benar hilang apakah kau masih mencintai ku?] -Gaotu