Story cover for "MENJEMPUT TAKDIR DI LANGIT SUBUH 🌙"     by lvv_zoyaaa
"MENJEMPUT TAKDIR DI LANGIT SUBUH 🌙"
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Oct 24
1 new part
"Cinta bukan tentang siapa yang datang paling cepat,
tapi siapa yang datang dengan niat paling tulus."



Hana Salsabila Cahya tidak pernah menyangka bahwa langkah hijrahnya justru mempertemukannya dengan ujian terbesar dalam hidup - perjodohan.
Ia hanya ingin menenangkan diri, memperbaiki hati, dan kembali mendekat pada Allah. Namun, sebuah surat lamaran datang, dari seseorang yang bahkan belum pernah ia kenal: Rayyan Al-Fatih Zakiuddin, santri sekaligus putra dari seorang kiai terhormat.

Bagi Hana, pernikahan tanpa cinta terdengar menakutkan.
Namun di bawah langit subuh yang basah oleh doa, ia mulai memahami...
bahwa takdir bukan selalu tentang apa yang diinginkan, tapi tentang apa yang Allah tahu terbaik untuk hati.

Dan di sanalah, cinta mulai tumbuh - bukan karena pandangan mata,
melainkan karena dua jiwa yang sama-sama belajar mencintai karena Allah.
All Rights Reserved
Sign up to add "MENJEMPUT TAKDIR DI LANGIT SUBUH 🌙" to your library and receive updates
or
#87hijrahcinta
Content Guidelines
You may also like
ISTRI MAGANG [ONGOING] by came_sa
20 parts Ongoing
Di usia 30 tahun, Khalif merasa waktunya telah sampai. Hidupnya sudah cukup stabil-pekerjaan tetap, rumah kecil yang nyaman, dan tabungan untuk masa depan. Tapi ada satu hal yang belum ia miliki: teman hidup. Bukan karena ia belum ingin, tapi karena ia belum menemukan perempuan yang membuatnya merasa yakin. Bukan hanya cantik atau cerdas, tapi seseorang yang siap bertumbuh bersama dalam pernikahan. Seseorang yang tidak hanya ingin "menikah", tapi juga memahami bahwa rumah tangga adalah proses panjang yang akan penuh jatuh bangun. Lalu datanglah nama Alya. Gadis 23 tahun, adik dari rekan kerjanya. Khalif nyaris menolak ketika pertama kali ditawari. Terlalu muda, pikirnya. Terlalu polos. Tapi saat proses ta'aruf, Alya berkata jujur, "Saya belum siap jadi istri. Tapi saya ingin belajar." Dan di titik itulah Khalif tersentuh. Bukan oleh keberanian Alya, tapi oleh kejujurannya. Pernikahan mereka terjadi tanpa drama, tanpa janji cinta yang berlebihan. Hanya niat yang baik, restu orang tua, dan doa yang tak putus. Tapi Khalif segera menyadari: menikahi perempuan yang belum tahu cara mengupas bawang ternyata lebih menantang dari semua negosiasi proyek yang pernah ia hadapi. Alya bukan istri sempurna. Bahkan, ia menyebut dirinya sendiri "istri magang" karena semua hal ia pelajari dari nol-memasak, membersihkan rumah, mengatur waktu, mengelola emosi, bahkan cara bicara yang lembut. Namun, justru dari ketidaksiapan itu, Khalif belajar arti menjadi suami. Menjadi pemimpin yang sabar, pembimbing yang tidak menggurui, dan teman yang setia menemani proses, bukan menuntut hasil instan. Dan dalam setiap kekacauan kecil-dari telur gosong sampai baju hasil setrika yang bolong-Khalif menemukan bahwa cinta bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, tapi sesuatu yang perlahan tumbuh dari ketulusan, ketidaksempurnaan, dan keberanian untuk mencoba lagi. ________________ GENRE: Romance-Islami, Comedy, Slice of Life
You may also like
Slide 1 of 10
ISTRI MAGANG [ONGOING] cover
My Boyfriend Material | HARQEEL cover
KEPASTIAN DENGAN GUS [REPUBLISH] cover
Mahendra's family cover
Atharrazka 4: Abyzar cover
GUS AZZAM (TERBIT) cover
Luka Tawa Fatamorgana  cover
Shafa (SEGERA TERBIT) cover
Jalur Langit Hani cover
𝐓𝐄𝐑𝐀𝐓𝐀𝐈 cover

ISTRI MAGANG [ONGOING]

20 parts Ongoing

Di usia 30 tahun, Khalif merasa waktunya telah sampai. Hidupnya sudah cukup stabil-pekerjaan tetap, rumah kecil yang nyaman, dan tabungan untuk masa depan. Tapi ada satu hal yang belum ia miliki: teman hidup. Bukan karena ia belum ingin, tapi karena ia belum menemukan perempuan yang membuatnya merasa yakin. Bukan hanya cantik atau cerdas, tapi seseorang yang siap bertumbuh bersama dalam pernikahan. Seseorang yang tidak hanya ingin "menikah", tapi juga memahami bahwa rumah tangga adalah proses panjang yang akan penuh jatuh bangun. Lalu datanglah nama Alya. Gadis 23 tahun, adik dari rekan kerjanya. Khalif nyaris menolak ketika pertama kali ditawari. Terlalu muda, pikirnya. Terlalu polos. Tapi saat proses ta'aruf, Alya berkata jujur, "Saya belum siap jadi istri. Tapi saya ingin belajar." Dan di titik itulah Khalif tersentuh. Bukan oleh keberanian Alya, tapi oleh kejujurannya. Pernikahan mereka terjadi tanpa drama, tanpa janji cinta yang berlebihan. Hanya niat yang baik, restu orang tua, dan doa yang tak putus. Tapi Khalif segera menyadari: menikahi perempuan yang belum tahu cara mengupas bawang ternyata lebih menantang dari semua negosiasi proyek yang pernah ia hadapi. Alya bukan istri sempurna. Bahkan, ia menyebut dirinya sendiri "istri magang" karena semua hal ia pelajari dari nol-memasak, membersihkan rumah, mengatur waktu, mengelola emosi, bahkan cara bicara yang lembut. Namun, justru dari ketidaksiapan itu, Khalif belajar arti menjadi suami. Menjadi pemimpin yang sabar, pembimbing yang tidak menggurui, dan teman yang setia menemani proses, bukan menuntut hasil instan. Dan dalam setiap kekacauan kecil-dari telur gosong sampai baju hasil setrika yang bolong-Khalif menemukan bahwa cinta bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, tapi sesuatu yang perlahan tumbuh dari ketulusan, ketidaksempurnaan, dan keberanian untuk mencoba lagi. ________________ GENRE: Romance-Islami, Comedy, Slice of Life