Binar tidak menyangka jika hidupnya yang bahagia mendadak hancur sebab munculnya berbagai musibah bertubi-tubi. Pertama, Bara-pacarnya-meninggal kecelakaan di saat mereka masih berusaha mendapatkan restu dari orang tua mereka. Lalu, 3 minggu setelahnya, kedua orang tua Binar ikut menyusul, meninggalkan Binar seorang diri di dunia ini. Belum sampai di situ, 2 minggu setelahnya, Binar masuk rumah sakit dan dinyatakan hamil di saat dia hampir mengakhiri hidupnya sendiri.
Tidak ada yang mengetahui kehamilan Binar kecuali Rimba, kakak kandung Bara. Awalnya, Binar bertekad untuk menggugurkan kandungannya. Namun, Rimba menyelamatkannya. Di saat Binar kehilangan harapan hidup, pria itu menawarkan pernikahan kepadanya. Binar bingung, tidak pernah terbayang dia akan menikah dengan Rimba. Di satu sisi, dia tidak mencintai Rimba, apalagi ibu Rimba yang juga ibu Bara sangat tidak menyukainya entah karena alasan apa. Namun, di sisi lain, ia hamil anak Bara, pria yang sangat ia cintai, dan tidak ada seseorang pun yang bisa membantunya kecuali Rimba.
Keinginannya untuk melahirkan anak Bara akhirnya menang. Binar akhirnya setuju menikah dengan Rimba. Tanpa cinta, tanpa harapan pernikahan yang selama ini ia bayangkan bersama Bara. Rimba selalu memperlakukan Binar dengan baik, tak menuntut apapun darinya. Sayangnya, hidupnya tak pernah tenang. Mertuanya, selalu menjelek-jelekkan Binar dan membuat Binar selalu merasa ingin pergi jauh dari sana.
Membaca banyak novel nyatanya nggak menghasilkan apa-apa. Alih-alih ikut mendapatkan ramuan romansa ala fiksi, aku malah terjerumus pada petaka.
Mengerikan.