
Lovaqeya Whiterya, gadis bermata senja, menempuh udara dingin di pagi buta demi memenuhi permintaan sang Ibu. Apesnya, ia harus mengantar kue pesanan klien ibunya ke distrik seberang, yang mengharuskannya untuk melewati jalanan sepi. Kaca spion motornya berembun, maka dari itu ia berhenti sejenak untuk mengelapnya. Hawa dingin tiba-tiba menyeruak dari belakang. Melalui kaca spion ia melihat seorang gadis menebas makhluk hitam dengan sangat lincah. Terkejut di antara kenyataan dan ilusi, Lovaqeya tancap gas dan meluncur dari jalanan lengang itu dengan kecepatan tinggi. Selain makhluk hitam yang dilihatnya, hal lain yang membuatnya semakin merinding adalah saat ia menyadari bahwa kulit gadis tadi berwarna putih pucat seperti mayat. Ia berusaha untuk berpikir positif. Akan tetapi, saat ia mengantarkan pesanan ke salah satu rumah, laki-laki yang menerima pesanannya juga memiliki warna kulit yang serupa dengan gadis tadi. Tak sampai di sana, saat ia tiba di sekolah dan masuk ke dalam gerbang bersama Feina, sahabat karibnya, lagi-lagi ia melihat seseorang berkulit putih pucat seperti mayat, berjalan di sampingnya. Mereka yang dilihatnya bukanlah hantu, karena orang-orang di sekitarnya berbaur dengan mereka. Cemas, takut, dan gelisah, namun ia tetap bersembunyi di balik sifat tenangnya. Lovaqeya memendam semua kejanggalan yang ia temui. Dan berbagai keanehan tiba-tiba datang saat guru tamu datang ke sekolahnya. Ia tak tahu apakah dunia ini masih bisa disebut normal.All Rights Reserved
1 part