Story cover for Red is (Blood) Rose by luisanazaffya
Red is (Blood) Rose
  • WpView
    Reads 7,896
  • WpVote
    Votes 1,341
  • WpPart
    Parts 21
  • WpView
    Reads 7,896
  • WpVote
    Votes 1,341
  • WpPart
    Parts 21
Ongoing, First published Oct 28
4 new parts
"Kau tak perlu menikahi pria tua berumur 70 tahun itu."

Claire mendengarkan.

"Dan kabar baiknya, secara kebetulan, pria tua itu meninggal dua hari yang lalu. Sebagai anak yang berbakti, jadi aku yang menggantikan semua yang ditinggalkannya. Perusahaan, masalah, dan juga ... calon istrinya." Ujung jari Marco menyentuh ujung dagu Claire. "Apakah sekarang penjelasanku cukup bagimu untuk meraba situasi di antara kita."

Claire membeku. Mencerna satu persatu kata-kata yang baru saja didengarnya. "Anak?"

"Ya, hubungan kita memang sedikit rumit. Tapi DNA tak bisa berbohong, kan?"

"K-kau seorang Velaquez?"

"Terakhir yang kuingat, ya."

Claire menarik dagunya dan meludah tepat di wajah Marco. "Aku lebih sudi menikah dengan ayahmu dan menjadi janda seumur hidupku dibandingkan menikah denganmu."
All Rights Reserved
Sign up to add Red is (Blood) Rose to your library and receive updates
or
#41balasdendam
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Baby Aira cover
The Lost Princess ( On Going ) cover
ANASTASIA: TERJEBAK DALAM NOVEL KEKAISARAN cover
Undisclosed [END] cover
WEDDING VOWS cover
My Dear Lady Daisy  cover
Living With My Ex cover
Kekasih Tuan Muda/ Baby In A Dream (Terbit)  cover
Be Your Girl cover
Queen My Heart cover

Baby Aira

41 parts Complete

FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🥰 Di bawah langit malam yang sepi, seorang balita kecil menatap bulan dengan mata basah. Wajah putihnya tertutupi debu jalanan, mata jernihnya menatap cahaya rembulan. . "Aila nda minta di lahilkan..." bisiknya lirih. . "Aila ingin punya olang tua... tenapa hanya Aila yang nda punya olang tua..." ______ Hanya suara hati yang terdengar, tenggelam di antara dinginnya malam dan bintang yang bertaburan. . Ketika sebuah bintang jatuh melintasi langit, Aila menutup mata kecilnya rapat-rapat. . Mungkinkah harapannya terkabul-mendapatkan sebuah pelukan hangat dan sepasang orang tua yang bisa menyebut namanya? . Atau justru takdir kembali menguji balita kecil itu dengan kesepian yang lebih dalam?