Musim berganti, teknologi berkembang, kebijakan bergulir, dan pembangunan terus terjadi. Dibalik itu semua, ada manusia yang turut andil dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Satu diantaranya adalah keluarga kecil yang tinggal di pinggir Kota Jakarta.
Kesibukan akan kerjaan dan lalu-lalang perkotaan membuat mereka mengorbankan banyak hal, termasuk kehilangan percikan dalam diri masing-masing. Sejak saat itu, hidup yang semula penuh dengan prinsip dan harapan, perlahan goyah bahkan menyingkap banyak hal tak terduga. Namun siapa sangka, fase itulah yang membuat ikatan dalam keluarga Amar semakin kuat.
Manusia memang selalu berubah, namun tidak dengan kenangan. Mereka membekas jauh didalam lubuk hati dan seringkali hanya butuh dimengerti, bukan terburu-buru meminta untuk disembuhkan. Seperti menentukan dua sisi koin, kelima anggota keluarga ini selalu dihadapkan pada pilihan yang tampak seperti dua mata pisau. Mungkin memang harus jatuh dulu sebelum bangkit kembali.
Tetapi sejauh mana Amar, Nuha, Umar, Hira, dan Faisal mampu menata kembali diri dan hidupnya, ketika jejak luka lama kembali terbuka satu per satu?