Dahulu kala, ketika bintang-bintang masih berbicara kepada para dewa, dan langit belum terpisah dari bumi, lahirlah tiga anak yang disebut sebagai Utusan Langit, keturunan langsung dari cahaya abadi yang menjaga keseimbangan semesta.
Mereka bukanlah manusia biasa, melainkan wujud dari tiga kekuatan ilahi yang menitis ke dunia fana untuk menjaga harmoni antara terang dan gelap.
*Dylcaerion, sang sulung, mewarisi mata merah api dan darah seorang kaisar langit. Dari tatapannya, lahir keberanian dan kekuasaan yang mampu mengguncang dunia. Dialah penjaga keadilan dan kekuatan, pemimpin yang ditakdirkan untuk melindungi dua adiknya dengan jiwa yang terbakar oleh sumpah suci para bintang.
*Dylara, anak kedua, memiliki mata hijau zamrud dan sayap cahaya yang memancar lembut. Ia adalah utusan kasih dan kehidupan, mampu menyembuhkan luka dunia dengan nyanyiannya yang lahir dari jiwa langit. Namun di balik kelembutannya, tersembunyi tekad sekeras batu giok, sebab ia tahu: cinta sejati sering kali harus bertarung dengan kegelapan.
*Orlaveth, si bungsu, bermata biru safir, lahir di bawah cahaya bulan darah. Dengan jubah penyihir dan kekuatan yang tak dapat ditebak, ia menjadi simbol,misteri, dan pengetahuan. Dikatakan bahwa di tangannya tersimpan kunci yang mampu membuka gerbang antara dunia fana dan langit, kunci yang dapat menyelamatkan, atau justru menghancurkan segalanya.
Tiga anak itu diturunkan bukan untuk berkuasa, melainkan untuk mengembalikan keseimbangan yang mulai runtuh ketika kegelapan menelan bintang-bintang tua.
Namun, seiring waktu, cahaya dan kegelapan di hati mereka mulai berperang.
Dan langit pun bergetar, karena bahkan para utusan langit pun tak bisa lari dari takdir yang telah ditulis oleh bintang.