Satu Tarikan Nafas

Di bawah jembatan beton yang retak dan dinding penuh grafiti, dua jiwa bertahan hidup di dunia yang menelan yang lemah lebih cepat dari asap rokok yang membumbung ke langit.

Geger Lintang Prahara, bocah 18 tahun dengan tatapan pemangsa yang bosan, hidup dari perkelahian dan kebohongan. Tapi di balik dinginnya, dia menyimpan satu prinsip yang tak bisa digoyahkan: dia takkan pernah memaksa seorang wanita.

Itu satu-satunya garis moral di dunia yang tak mengenal moral.

Di sisinya ada Jayanti Bidara Senja - perempuan yang tahu cara bertahan dengan menjual bahaya, bukan kelemahan. Ia mengendalikan gangnya dengan senyum setipis bilah silet, namun di balik mata tajamnya, hanya ada ketakutan akan kehilangan satu hal: Geger.

Ketika kekuasaan, pengkhianatan, dan cinta saling bertabrakan di lorong-lorong gelap itu, keduanya harus menatap kenyataan bahwa yang paling berbahaya bukanlah peluru, melainkan rasa yang tumbuh di tempat yang seharusnya mati.

Mereka hanya punya satu hal untuk tetap hidup - satu tarikan napas, bersama.