
"Gue mau ke Bandung" Suara di seberang itu terasa dingin, membuat lidahnya terasa kelu. Hanya itu? Semudah itu? "Tiba-tiba?" gumamnya, mencoba menyamarkan keterkejutan di balik tawa hambar yang justru terdengar menusuk di telinganya sendiri, "Udah rencana dari bulan kemarin," jawab suara di seberang telpon, nadanya biasa saja, tanpa beban. "Cuma, gue berangkat bulan ini." "Kapan?" tanyaku lagi. Udara di sekitar mendadak terasa kaku dan membeku "Besok" Saat kata itu terucap, seolah dunia menarik karpet dari bawah kakiku. Untuk saat ini ia tahu, semesta seakan tak berpihak padanya. aku menarik napas dalam-dalam, setidaknya aku memerlukan satu janji. "Kita bisa ketemu lagi?" tanya ku perlahan, Hening sejenak. Suara di seberang tak menawarkan janji manis, tak pula penolakan tegas. "ngga mungkin.." jawabnya datar. "Tunggu Tuhan saja yang buat takdirnya." Telepon terputus tak lama setelahnya. Kata-kata itu, 'Tunggu Tuhan', terdengar ironis. la pergi tanpa kepastian, tanpa janji, meninggalkan nya dalam sesal dan diamAll Rights Reserved
1 part