Malam itu sunyi. Lampu jalan berpendar lemah di antara rintik hujan yang menetes pelan, membasahi trotoar kota yang hampir kosong.
Di sana, seorang remaja berdiri termangu baju seragamnya kusut, napasnya berat, pelipisnya berdarah. Lee Haechan, anak dari keluarga yang punya segalanya, tapi malam itu ia tampak seperti seseorang yang telah kehilangan seluruh dunia.
Dari seberang jalan, langkah terburu-buru terdengar.
Seorang pemuda berseragam sama menatapnya dengan wajah khawatir, payung lusuh di tangan.
"Hey... kamu nggak apa-apa?" suaranya lembut, bergetar, penuh ketulusan yang jarang ditemui di dunia dingin milik Haechan.
Pemuda itu adalah Mark, siswa yang tak pernah diperhatikan siapa pun.Ia menunduk, mengeluarkan hand sanitizer bergambar Spiderman dari tas kecilnya. "Aku... cuma mau bantu, boleh?"
Haechan ingin menolak. Ia benci disentuh, benci dikasihani. Tapi ketika Mark mendongak, sepasang mata hangat itu menatapnya dan untuk pertama kalinya, dingin di dadanya retak sedikit.
"Kalau terus diam, lukamu bisa infeksi," gumam Mark, pelan namun tegas."Kenapa peduli?""Entahlah. Mungkin karena kamu kelihatan sendirian."
Haechan tak menjawab. Tapi di balik tatapan tajamnya, ia tahu malam itu, di tengah hujan dan luka, seseorang baru saja menyentuh hatinya yang selama ini beku.
Dan dari sanalah semuanya dimulai.
────𖤝
BXB
DONGMARK !
"Gue terpaksa nikah sama lo, demi bayi yang ada di perut lo."
Kata-kata itu jatuh seperti pisau yang menancap tepat di hati Kiana Alisha. Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia, kini hanya terasa seperti hukuman. Ia tidak diinginkan. Bukan sebagai istri, bukan sebagai seseorang yang layak dicintai.
Pria di hadapannya, sosok yang dingin dan kasar, menikahinya bukan karena cinta-hanya karena tanggung jawab, Tatapan matanya tajam, seolah berkata bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa setelah bayi itu lahir, segalanya akan berakhir semuanya.
Namun, takdir selalu punya cara untuk mempermainkan hati manusia. Dalam kebencian, mungkin terselip perasaan yang tak terduga?