Tahun 2025. Di tengah gemuruh digital yang tak pernah henti, di mana nilai diri seringkali diukur dari jumlah likes dan followers, di mana hubungan antarmanusia terasa semakin dangkal dan hanya berdasar pada standar fatamorgana: kekayaan, penampilan fisik yang nyaris sempurna hasil filter, atau status sosial yang temporer. Ekspresi cinta bahkan menjadi komoditas, dipertontonkan secara vulgar di balik layar-layar terang. Makna asli dari sebuah koneksi, sebuah pemahaman yang mendalam, seolah menjadi barang langka, tersembunyi di balik riuhnya kepalsuan.
Rie Makinohara berdiri di atap toko kue keluarganya, sebuah oase di tengah gurun modernitas. Dia adalah bagian dari dunia yang gemerlap itu-seorang model dengan citra "cool" dan elegan-namun jiwanya tak pernah benar-benar tenggelam dalam lautan kepalsuan. Rie selalu merasakan kekosongan yang tak terdefinisi di balik semua glamour itu. Ia mencari sesuatu yang lebih, sebuah "bacaan" yang jujur tentang dirinya dan dunia di sekitarnya. Di antara gedung-gedung pencakar langit yang menjulang, di antara desakan ekspektasi sosial, ia merasakan tarikan tak terlihat menuju sebuah pemahaman yang lebih hakiki, sebuah koneksi yang tidak berdasarkan ilusi.
Takaya Emori, pemuda dengan ketenangan yang langka di era serba cepat ini, muncul dari balik pintu atap. Ia bukan tipikal "pangeran" yang populer di media sosial; ia lebih suka dunia offline, berpikir, dan membantu. Kehadirannya selalu menjadi kontras yang menenangkan bagi Rie. Di dunia di mana setiap orang berlomba menunjukkan yang terbaik-atau yang paling palsu-Takaya hadir dengan kejujuran yang tak tergoyahkan. Ia adalah seseorang yang Rie tanpa sadar bisa "baca" dengan jelas, tanpa filter atau topeng. Mereka mungkin tidak membahas hal-hal yang bombastis, tapi kedalaman koneksi mereka melampaui omongan kosong yang bertebaran di era ini.
Klara berpura-pura menjadi Klera kembarannya agar bisa bertemu dan hidup bersama sang ibu. Klera meminta Klara menggantikan posisinya agar dirinya bisa berlibur bersama sang selingkuhan.
Selama 100 hari, Klara harus menjalani hidup yang dimiliki Klera, termasuk melayani Daniel, suami Klera. Kepura-puraan itu rupanya menjadi petaka baru di kehidupan Klara. Semua penyamaran itu pun terungkap. Daniel tentu tak tinggal diam. Hal yang tak pernah Klara sangka pun terjadi.