Lira, wanita berusia dua puluhan yang pendiam dan perfeksionis, bekerja sebagai desainer grafis di sebuah agensi kreatif.
Hidupnya tenang, nyaris tanpa warna - sampai ia bertemu Evan, manajer baru yang karismatik dan ramah. Senyumnya, tutur katanya, dan perhatian kecil yang ia berikan membuat Lira merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami: hangat, tenang, dan terlihat.
Namun apa yang bagi Evan hanyalah bentuk kebaikan biasa, bagi Lira menjadi sebuah panggilan jiwa. Ia mulai memperhatikannya secara diam-diam, mencatat kebiasaan-kebiasaan kecil, menyimpan foto, bahkan meniru cara bicara dan gaya hidupnya. Bagi Lira, itu bukan obsesi - itu cinta yang murni, hanya saja belum dipahami oleh dunia. Ketika Evan mengumumkan pertunangannya dengan kekasih lamanya, Nadia, dunia Lira retak perlahan. Rasa cintanya berubah menjadi keinginan untuk memiliki. Ia mulai menyusup ke kehidupan Evan dan Nadia, menciptakan pesan anonim, memanipulasi kebenaran, dan perlahan memelintir realitas yang ia tinggali sendiri.
Kenyataan dan khayalan melebur - hingga Lira tak lagi tahu mana dirinya yang asli, dan mana bayangan perempuan yang ingin ia gantikan. Di balik setiap pantulan cermin, Lira menemukan versi dirinya yang berbeda - yang lebih cantik, lebih berani, dan lebih layak untuk dicintai.
Tapi semakin ia mengejar bayangan itu, semakin ia kehilangan kendali. Dan ketika cinta berubah menjadi luka, tak ada yang tersisa... selain refleksi yang menatap balik dengan senyum yang bukan miliknya.
FOLLOW DULU CINTAH
Bagaimana jika seorang remaja transmigrasi ke tubuh seorang duda anak satu?
Yang mana anaknya seumuran dengannya.
Erlan ketua geng yang hobby tauran, suka membully, hingga ia dibunuh oleh salah satu korban bully nya, bukannya ke alam baka, ia malah transmigrasi ke seorang duda anak satu.
Gerlan, duda yang berusia 37 tahun, ia membenci anaknya, hingga anaknya juga
membenci dirinya.
Abian, bocah bebal keras kepala, seperti cerminan jiwa Erlan.
Gerlan waktu seumuran Abian sungguh nakal, hingga karna kenakalannya hadirlah Abian.
Sekarang, Gerlan harus menghadapi anaknya yang lebih parah dari dirinya waktu muda.
Tapi ini Erlan bukan Gerlan. Bocah nakal yang harus merawat bocah bebal.
"Gue... Benaran punya... Anak?"
.
.