Pagi yang tenang berubah menjadi tegang ketika Riesta, seorang ibu rumah tangga, mendengar suara pecahan dari ruang laundry. Ia menemukan mesin cucinya meledak, namun beruntung dirinya tidak terluka. Saat suaminya, Wibawa, pulang dari kerja malam, ia merasa lega istrinya selamat. Namun kejadian itu menimbulkan tanda tanya ketika tukang servis menemukan sendok di dalam mesin cuci.
Sejak saat itu, Wibawa mulai menyadari keanehan pada diri istrinya. Riesta sering lupa, bahkan mengingat hal-hal yang tak pernah terjadi, seperti memiliki seorang anak yang sebenarnya tidak ada. Wibawa yang diliputi rasa cemas memutuskan membawa istrinya ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa Riesta mengalami amnesia parsial akibat stres dan kelelahan berat, membuat ingatannya bercampur dengan bayangan masa lalu yang salah.
Meski terkejut dan sedih, Wibawa tetap sabar dan penuh kasih. Ia menenangkan Riesta dengan keyakinan bahwa semua ini adalah ujian dari Allah. Dalam ketulusan cinta dan doa, mereka berjanji untuk saling menjaga dan memulai kembali kehidupan rumah tangga mereka dengan iman dan kesabaran.
Cerita ini menggambarkan arti keluarga sakinah, di mana cinta, kesabaran, dan keimanan menjadi kekuatan utama dalam menghadapi ujian hidup.