Kiano Dewangga tidak pernah ingin menonjol. Hidupnya di sekolah hanya diisi dengan mencoba bertahan dari hari ke hari menghindari sorot mata para pelaku perundungan yang selalu menjadikannya sasaran. Luka-luka itu bukan hanya terlihat di kulitnya, tetapi juga menumpuk di hatinya: rasa takut, rasa tidak berharga, dan pertanyaan tentang mengapa tidak ada satu pun orang dewasa yang benar-benar peduli.
Ketika sebuah kejadian bullying hampir merenggut nyawanya, Kiano sadar bahwa diam bukan lagi pilihan. Di tengah keputusasaannya, muncul Raya-siswi baru yang berani, jujur, dan satu-satunya orang yang mau mendengarkan cerita yang selama ini ia pendam. Bersama Raya dan seorang guru muda yang diam-diam mengawasi penyimpangan di sekolah, Kiano mulai mengumpulkan bukti, membuka satu per satu kebusukan yang selama ini ditutupi pihak sekolah.
Namun semakin dekat ia dengan kebenaran, semakin besar risiko yang harus ia hadapi. Para pelaku perundungan tidak mau kehilangan "kuasa", dan pihak sekolah punya banyak alasan untuk membungkam suara Kiano.
Di persimpangan antara ketakutan dan keberanian, Kiano harus memilih: tetap menjadi korban, atau berdiri melawan meski seluruh dunia seakan menentangnya.
Ini adalah cerita tentang luka yang membentuk kekuatan, persahabatan yang menyembuhkan, dan keberanian seorang remaja yang percaya bahwa keadilan layak diperjuangkan meski harus berdarah sekali lagi.
"Gue mau nikah aja deh. Capek banget! Sama duda beranak juga gak papa asal ganteng sama kaya, siap nikah gue. "
Siapa sangka omongan sembrono gadis Bernama Ayyara Jingga Rahayu itu menjadi kenyataan. Hidupnya berubah dalam sekejap mata karena omongan sembarangannya itu.
Ayo, kita ikuti kısah lika liku hidup gadis yang sudah frustası akan kehidupannya itu sehingga menerima saja pinangan dari duda yang belum tahu asal usulnya.