Seorang anak yang dituntut dewasa sebelum waktunya, di paksa menerima pilihan yang telah di tetapkan orang lain untuknya, dan ditekan secara terus menerus.
Berusaha agar tetap waras dengan mental terguncang atas tindakan orang lain yang terus memberinya penekanan dalam segala tindakannya.
Dan akhirnya di pertemukan dengan gadis manis, yang akhirnya merubah semua jalan hidupnya.
---
"dia obat gue, tapi gue luka bagi dia,"
"gue nggak masalah tetap sakit, yang jelas dia nggak terluka berada di sisi gue,"
"jangan gila Zayn, kejar dia buat kebahagian Lo, dia sama terlukanya dengan Lo menyerah kayak gini,"
"dia yang ngomong kayak gitu, gue nggak mau buat dia makin benci gue gnar,"
"Lo nggak mau sembuh Zayn?,"
"mustahil gue sembuh gnar, obat gue ninggalin gue,"
"bodoh, dengan Lo kayak gini, dia akan mikir Lo beneran milih aliz Zayn,"
"hufhtt," Ragnar menghembuskan nafasnya pasrah, ketika Zayn telah kehilangan kesadarannya akibat pengaruh alkohol.
"Lo nggak bakal sembuh Zayn, Lo sendiri yang biarin dia pergi, "lirih Ragnar menatap sendu temanya yang dalam keadaan sangat menyedihkan.
---
Ayo ikuti alurnya, karya asli dari penulis, bukan jiplakan apalagi hasil AI
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA]
Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara di Event Planner startup milik seniornya di kampus.
Tentu saja, dia nggak berharap banyak.
Berurusan tiap hari dengan Bang Zane yang menyebalkan itu, siapa juga yang betah?
Sayangnya ... pandemi berkata lain.
Jika rencananya paling lama hanya bekerja selama tiga bulan, sekarang dia bukan saja harus mengulur-ulur durasi menjadi bawahan sang bos kampret, tapi juga jadi salah satu teman karantinanya ... entah sampai kapan.
PS. For better experience, baca WRONGFUL ENCOUNTER dulu