Elandra Celestine Dawnhart, cewek bar-bar dengan tingkah abstruk yang selalu mencuri perhatian. Di balik semua kehebohannya, dia sebenarnya sedang menyembunyikan kesedihannya sendiri. Setiap aksi gilanya hanyalah cara untuk mengalihkan perhatian orang sekitar-agar tak ada yang benar-benar melihat luka-luka yang ia bawa pulang dari rumah.
Keluarganya adalah salah satu yang paling disegani di Asia maupun Eropa. Ia sebenarnya sangat disayangi-satu-satunya cucu perempuan keluarga Dawnhart. Namun sifat keras kepalanya membuat ia memilih bersekolah tanpa membawa identitas keluarganya. Keputusan itu membuatnya menjadi sasaran bully oleh hampir seluruh siswa. Mereka tidak tahu siapa dia sebenarnya. Tidak tahu darah bangsawan apa yang mengalir dalam dirinya. Tidak tahu betapa mudahnya ia bisa membalikkan hidup mereka jika ia mau. Tapi Elandra tetap diam, memilih merasakan hidup sebagai manusia biasa, bukan pewaris keluarga besar Dawnhart.
Suatu hari, saat kembali dibully di rooftop, Elandra berdiri di atas pembatas atap dengan tubuh gemetar karena lelah, bukan takut. Lalu kakinya tergelincir. Tubuhnya jatuh, dan benturan keras di kepalanya membuatnya dinyatakan meninggal seketika.
Namun alih-alih menuju akhirat, Elandra terbangun di sebuah ruangan asing. Aroma bunga lembut, tirai putih, dan tubuh yang terasa berbeda membuatnya panik. Butuh waktu sebelum ia tersadar: dia telah masuk ke dalam sebuah novel romansa remaja.
Lebih parahnya, dia bukan tokoh utama-dia hanyalah figuran manis yang muncul sebentar lalu hilang. Nama yang tidak diingat siapa pun.
Menatap cermin, Elandra melihat wajah baru dengan tatapan lama-tatapan seseorang yang pernah hancur.
"Kalau dunia ini ingin menjadikanku figuran," bisiknya, "aku akan menulis ulang naskahnya."
Untuk pertama kalinya... ia tersenyum dengan cara yang berbahaya
Karina terbangun menjadi ibu protagonis dan antagonis sekaligus.
Untungnya, ia terbangun di tubuh wanita muda nan kaya-raya dan sebelum alur novel dimulai, yaitu pada saat protagonis berusia 5 tahun.