
Larasati tidak pernah membayangkan hidupnya akan berpindah dari desa kecil yang penuh kesejukan, ke kota besar yang penuh hiruk-pikuk. Laras menumpang tinggal di rumah Richo. Pria yang baik dan terlihat santai. Tempat di mana Bibinya bekerja. Kebaikan Richo seperti mata air tersembunyi-mengalir tanpa suara, memberi tanpa meminta balasan. Di kampus, Laras harus menghadapi Maulana. Lelaki itu datang dengan caranya yang selalu mengganggu, cerewet, dan terlalu ingin tahu. Namun perlahan, sikapnya berubah. Dari sekadar perhatian yang berlebihan menjadi sesuatu yang lebih dalam. Di antara tawa hangat di meja makan Richo, tatapan lembut yang sering terlewatkan, dan langkah Maulana yang selalu mengejarnya. Perasaan yang tak pernah diucapkan Laras, tetapi terasa berat memikulnya seorang diri. Laras berdiri di persimpangan rasa. Apakah sebuah rumah bisa ditemukan dalam diri seseorang?All Rights Reserved
1 part