Lynora Vale tidak pernah menyangka bahwa seseorang seperti Haidar Xedrick bisa masuk ke hidupnya begitu pelan-dan begitu dalam.
Mereka berdua datang dari dunia yang hampir serupa, tapi tak pernah benar-benar sama.
Nilai-nilai yang mereka pegang berbeda, cara mereka memandang masa depan pun tidak berjalan pada garis yang selaras.
Namun anehnya, justru karena perbedaan itulah mereka saling jatuh.
Pelan, tanpa suara, tapi pasti.
Hubungan mereka bukan yang penuh drama besar-justru sebaliknya.
Ia tumbuh dari hal-hal kecil: dari percakapan yang sederhana, dari cara Haidar memperlakukan Lynora seolah dunia tidak pernah cukup lembut untuknya, dan dari cara Lynora melihat Haidar seolah dialah satu-satunya tempat yang terasa aman.
Mereka saling memilih, tapi tahu bahwa pilihan itu tidak akan pernah mudah.
Karena setiap langkah yang mereka ambil terasa seperti berjalan di atas lantai retak yang siap pecah kapan saja.
Satu langkah terlalu jauh bisa menyakiti, satu langkah terlalu dekat bisa menghancurkan.
Mereka ingin bertahan, namun masa depan selalu menagih kepastian yang tidak bisa mereka berikan.
Pada akhirnya, ini adalah kisah tentang dua orang yang mencoba sekuat tenaga merawat sesuatu yang tak pernah punya pijakan stabil sejak awal.
Tentang cinta yang begitu dalam, tapi selalu dipaksa berdiri di tengah-tengah batas yang tak bisa mereka lewati.
Dan meski hati mereka saling menoleh, dunia mereka memaksa untuk saling menjauh.
Ini bukan tentang melawan dunia, bukan tentang meyakinkan siapa pun-ini tentang dua hati yang tumbuh di ruang yang sama, namun tahu bahwa langkah mereka tidak selalu bisa berjalan berdampingan.
Tetap saja, mereka mencoba.
Karena kadang, cinta yang paling indah adalah cinta yang tidak pernah diberi jalan mudah.
Pijakan Tak Seimbang adalah cerita tentang dua orang yang jatuh cinta pada waktu dan keyakinan yang berbeda-namun masih ingin memperjuangkan sesuatu yang bahkan mereka sendiri tidak yakin bisa dimiliki.
FOLLOW DULU CINTAH
Bagaimana jika seorang remaja transmigrasi ke tubuh seorang duda anak satu?
Yang mana anaknya seumuran dengannya.
Erlan ketua geng yang hobby tauran, suka membully, hingga ia dibunuh oleh salah satu korban bully nya, bukannya ke alam baka, ia malah transmigrasi ke seorang duda anak satu.
Gerlan, duda yang berusia 37 tahun, ia membenci anaknya, hingga anaknya juga
membenci dirinya.
Abian, bocah bebal keras kepala, seperti cerminan jiwa Erlan.
Gerlan waktu seumuran Abian sungguh nakal, hingga karna kenakalannya hadirlah Abian.
Sekarang, Gerlan harus menghadapi anaknya yang lebih parah dari dirinya waktu muda.
Tapi ini Erlan bukan Gerlan. Bocah nakal yang harus merawat bocah bebal.
"Gue... Benaran punya... Anak?"
.
.