Lalita Paramitha berpikir kehancuran terbesarnya adalah ketika bos yang ia cintai, Januar Baskoro Prianggada, mempermalukannya di depan publik dengan mengumumkan pertunangan dengan gadis lain. Lalita, sang Ratu Kantor, sang sekretaris andal, kini hanyalah pecundang dengan harga diri yang hancur.
Namun, di tengah hujan badai pukul dua dini hari, takdir Lalita bertabrakan dengan sebuah kekacauan yang jauh lebih gelap.
Ribuan kilometer jauhnya di Riyadh, Arab Saudi, Mansour Gautama, mafia politisi kelas kakap, baru saja tewas dibunuh. Perebutan kekuasaan berdarah memaksa putra tunggalnya, Arbimana Gautama, melarikan diri ke Jakarta.
Arbimana Gautama, sang pewaris yang dikejar para pemburu, memalsukan kecelakaan dan menemukan Lalita. Pria dengan mata cokelat keemasan itu mencengkeram lengan Lalita, memberikan ultimatum.
"Kau akan membawaku pulang. Dan sebagai jaminan agar aku tidak menghancurkan sisa hidupmu... Kau akan menikah denganku."
Lalita yang haus akan pembalasan menerima tawaran gila itu. Ia bertukar kehancuran emosionalnya dengan status istri rahasia seorang someone yang misterius.
Tapi Lalita segera menyadari, Arbimana Gautama bukanlah sekadar tempat persembunyian. Ia adalah predator. Ia adalah anak mafia yang kejam. Lalita adalah properti barunya, terkunci dalam kontrak pernikahan yang tidak memberinya pilihan, tidak memberinya cinta, dan tidak memberinya kebebasan.
Ia melarikan diri dari seorang pria licik, dan kini menjadi sandera paling berharga dari seorang pria yang sangat berbahaya.