Nara dan Dipa sudah bersahabat terlalu lama sampai batas antara "teman" dan "lebih" sering kabur, tapi keduanya tidak pernah benar-benar peduli. Mereka tipe sahabat yang saling dorong-dorongan di koridor, tidur sekasur tanpa mikir apa-apa, dan saling cium pipi kayak itu hal paling normal di dunia. Nggak ada baper, nggak ada pengakuan cinta-hanya kedekatan yang tumbuh wajar dari kebiasaan.
Cerita ini mengikuti keseharian mereka sebagai mahasiswa yang hidup setengah berantakan, setengah manis: tugas numpuk, bangun kesiangan, kopi dingin, drama kampus, dan obrolan larut malam di kasur yang sama. Semua terasa ringan, muda, dan penuh vibe young adult-tentang dua orang yang terlalu nyaman satu sama lain tapi belum sadar apa pun.
Lewat momen-momen kecil-sentuhan yang kebiasaan, pelukan yang nggak disengaja, ciuman cepat sebelum berangkat kuliah-hubungan mereka berkembang dalam cara yang natural, intim, tapi tetap casual. Tidak ada yang buru-buru jatuh cinta. Tidak ada yang ingin mengubah apa pun.
Kania Sekar Melati gadis berusia 20 tahun itu harus putus kuliah, dan bekerja di sebuah rumah mewah milik duda kaya beranak satu yang bernama Bagas Adipati Wiratmodjo. Keputusan itu dilakukan tanpa sepengetahuan keluarganya.
Sampai ketika akhirnya ia mendapati situasi yang mendesaknya. Ia di hadapkan dengan tawaran yang membuatnya tak bisa berpikir banyak.
Akhirnya ia memutuskan hal yang tak pernah ia bayangkan ketika harus menerima tawaran untuk menjual dirinya pada Bagas Adipati Wiratmodjo.