Garis-Garis Rindu di Halaman yang Terlupa

Di antara halaman-halaman yang menguning oleh waktu, terdapat coretan kata yang tidak pernah selesai-jejak perasaan yang sempat hidup, lalu dibiarkan membeku. Puisi-puisi itu pernah menjadi rumah bagi rindu, penampung rahasia yang tak pernah terucap, dan saksi bisu dari langkah yang saling menjauh.

Kisah ini bukan sekadar kumpulan puisi.
Ia adalah perjalanan mengingat, melepaskan, dan berdamai. Setiap bait menghadirkan kembali seseorang yang pernah ditunggu dalam diam, seseorang yang namanya hampir hilang... namun masih tersisa sebagai goresan samar di antara lembar yang terlupakan.

Di sini, rindu menjadi garis, waktu menjadi halaman, dan hati menjadi pena yang terus menulis meski tak ada lagi yang membaca.

"Karena beberapa cerita memang tidak ditakdirkan untuk berakhir, hanya untuk ditinggalkan dengan elegan."

Selamat datang di ruang sunyi tempat kata-kata beristirahat, dan rindu menemukan bentuknya kembali.