"Yang katanya mati, harus segera terobati.
Yang disangka hilang, harus cepat pulang."
Amara Shrita, Aksara Awan Ardhana, dan Langit Wiratama.
Awan, dia lahir ketika hujan besar dengan angin beserta petirnya menari di atas bumi. Malaikat jatuh bersama rintiknya, lalu merenggut nyawa sang Bunda layaknya seutas benang sutra secara perlahan. Alasan abadi mengapa kakaknya, Mahesa, membencinya.
"Awan, hidup dengan cinta, ya?"
Namun nyawa untuk nyawa.
Langit, awalnya selalu dimanja ketika ia masih kecil. Sampai ia mempunyai seorang adik perempuan yang merenggut segala kasih sayangnya. Tuntutan untuk menjaga saudaranya itu semakin berat pula, karena ketidaksengajaan sewaktu hujan datang dulu.
Sedangkan Amara? Sederhananya, dia hanyalah pencinta hujan dan obsesi dengan nilai sempurna.
Tapi tidak semuanya akan terkabul. Hujan pasti akan kembali datang menagih yang ia cari, maka...
Siapakah di antara mereka bertiga yang akan tetap bertahan raganya? Atau tiga-tiganya malah berakhir hidup tanpa rasa? Karena langit mempunyai cerita, awan yang mengirim dalam bentuk hujan.
💥 P.S:
Cerita mempunyai hak cipta. Siapapun yang mengambil dan mempublikasikan ulang cerita ini tanpa izin saya, maka saya melaporkannya langsung.
Terima kasih, AND TENKYUUUUUUU (≧∇≦)/
🌟 (Jangan jadi ghost reader, ya? Aku minta votenya ☝🏻𐔌՞ ܸ.ˬ.ܸ ՞𐦯)
Sebelum baca jangan lupa follow!
Kalau sudah baca jangan lupa vote and komen・ᴗ・
*:..。o○ ○o。..:*
Ini kisah tentang seorang bocah hingga dewasa yang kehidupannya penuh dengan luka.
Sejak dia kehilangan sosok pahlawan di hidupnya yaitu sosok Ibu diumur nya yang masih dibilang belia.
Dia 𝗔𝗸𝘀𝗮𝗿𝗮 𝗔𝗱𝘆𝗮𝘃𝗮 𝗠𝗮𝗵𝗲𝗻𝗱𝗿𝗮 seorang tokoh Tuhan yang begitu kuat yang awalnya hidup dengan kebahagian namun kini tidak luput dari penderitaan.
Tuhan tau lukanya namun Tuhan tidak mendatangkannya malaikat karna Tuhan yakin dia bisa menghadapinya sendiri.
-----
Yuk dibaca teman-teman:)