20 Maret 1989, Kamis. Hujan mengguyur kota dengan derasnya, membasahi jalanan dan membuat suasana di kafe itu terasa dingin. Di dalam, suara dering telepon memecah keheningan. Seorang wanita dengan rambut hitam panjang dan mata sebiru langit, Aurora Seraphina Luna, mengangkat telepon. "Halo, aku akan pulang jika hujannya sudah reda," ucap Luna, pandangannya menerawang ke luar jendela yang berembun.
Luna adalah pemilik toko kue kecil bernama Seraphina del Luna, yang ia dirikan bersama sahabatnya sejak kecil. Toko itu adalah warisan keluarga Luna, dan Luna adalah generasi terakhir yang bertanggung jawab atasnya. Kafe tempat ia berada saat itu adalah tempat favoritnya untuk menunggu hujan reda, sebuah tempat yang tenang dan nyaman.
Setelah menunggu cukup lama, hujan akhirnya mereda. Luna mulai membereskan barang-barangnya. Ia berjalan ke kasir untuk membeli secangkir kopi panas, lalu keluar dengan ponsel di tangannya, matanya terpaku pada layar. Ia sedang menunggu pesan dari seseorang.
Tiba-tiba, ia menabrak seorang pria berjas hitam. Matanya yang berwarna cokelat gelap menatap Luna, membuatnya terpana. "Oh, tidak! Apa kau baik-baik saja?" Luna panik, melihat pria itu meringis kesakitan.
Insiden itu menjadi awal dari pertemuan tak terduga. Luna, dengan rasa bersalah, berusaha menolong pria itu. Mereka duduk di meja, dan Luna dengan sigap meminta pelayan membawakan air es untuk mengompres tangan pria itu.
Setelah beberapa saat, luka di tangan pria itu sedikit membaik. Pria itu mengucapkan terima kasih atas bantuan Luna. Sebagai balasan, Luna menawarkan diri untuk mencuci jas pria itu yang terkena noda kopi.
Pertemuan singkat itu diakhiri dengan Luna memberikan kartu namanya. Pria itu, dengan tatapan penuh tanda tanya, bergumam, "Seraphina del Luna..." Sebuah pertemuan yang meninggalkan kesan mendalam, membuka pintu bagi kemungkinan-kemungkinan yang belum terungkap.
Christina dituduh membunuh seseorang, semua bukti memberatkannya tidak peduli meski Christina bersaksi ia tidak pernah membunuh siapapun dan tidak ingat kejadian malam itu.
Christina dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup di penjara Tartarus, penjara di pulau tak berpenghuni yang dipenuhi tahanan berbahaya, rumornya tidak ada yang pernah berhasil keluar dari Tartarus hidup-hidup ataupun bertahan hidup di sana lebih dari satu bulan.
Hanya monster yang bertahan hidup di sana dan salah satunya adalah DAMIAN, laki-laki yang pernah menyatakan cintanya pada Christina sepuluh tahun yang lalu namun Christina menolaknya mentah-mentah.
Damian menghilang tiba-tiba setelah penolakan yang mempermalukannya itu dan Christina tidak pernah mendengar kabar soalnya lagi hingga hari di mana Christina dibawa ke Tartarus, bertemu dengan Damian yang jadi tahanan paling ditakuti di sana.
Yang jadi pertanyaannya apakah keberadaan Damian akan menjadi keuntungan bagi Christina atau justru neraka baginya mengingat terakhir kali Christina bertemu dengannya adalah ketika Christina berbohong tentangnya di hadapan banyak orang, dan mempermalukannya.