Dia Cyan ....
Sosok ngeselin, yang selalu ada di sampingku, untuk menjagaku.
Mulutnya, memang sering bocor, mengomentari apa saja dengan nada sarkastik. Apalagi, kalau dia sudah mengejekku.
Akan tetapi, entah kenapa, aku suka dengan cara dia berbicara seperti itu. Seakan-akan, itu adalah cara dia mengungkapkan semua perasaan cintanya ... ke aku.
Dia bukan Dilan, yang jadi impian beberapa perempuan, karena dia diperankan oleh Iqbaal Ramadhan. Bukan pula Jack, yang rela berkorban kehilangan nyawanya agar Rose selamat di tragedi Titanic. Apalagi Romeo, yang punya jutaan kata-kata puitis untuk Juliet.
Dia hanyalah Cyan ....
Sahabat masa kecilku, orang yang sudah aku anggap 'abang', dan orang paling ngeselin yang pernah aku temui di dunia, tetapi aku suka.
Inilah kisahku, Mag ... Magenta, dengan Cyan. Kisah cintaku dengan dia, yang entah kenapa, bagiku sangat ... sangat romantis. Walaupun kata Cyan, kisah cinta kami seperti roman picisan yang penuh kebetulan. Terutama, nama kami yang sama-sama berasal dari nama warna.
Dia bilang, kisah cinta kami ini, seakan-akan ditulis seorang novelis putus asa, yang akhirnya memutuskan menjadi penulis teenlit, karena karya dia tidak laku-laku.
Ah ... entahlah.
Aku juga aslinya bingung, kenapa aku bisa jatuh cinta dengan manusia aneh satu ini.