Rangga Sadewa adalah ayah yang berkabung dalam dukanya sendiri. Sejak istrinya pergi, ia merasa memberi nafkah pada kelima anaknya sudah cukup, seolah tanggung jawab bisa menggantikan kasih.
Dan di tengah sunyi itu, Levian, si bungsu yang lembut, menjadi satu-satunya cahaya kecil yang masih berusaha membuat rumah itu hidup. Ia memahami Papa dan keempat kakaknya, sampai ia tak menyisakan ruang untuk dirinya sendiri.
Levian merawat mereka saat sakit, memahami apa yang mereka suka dan mereka benci, menjaga mereka tanpa suara, memberikan semua hangat yang tidak pernah kembali padanya.
Hingga suatu hari, sesuatu yang menyakitkan itu mulai tinggal di tubuhnya, rasa yang ia pendam sendiri karena tak ingin menambah beban siapa pun. Berkali-kali Levian mencoba membuka suara, ingin berkata pada Papa tentang sakit yang ia rasakan... namun setiap kali ia mendekat, Papa selalu sibuk, selalu jauh, selalu tak memiliki waktu untuk mendengarnya.
Pada satu waktu, Sadewa akhirnya menyadari betapa terlambatnya ia...
terlalu terlambat untuk semua hal yang seharusnya ia lihat, ia dengar, ia peluk.
Levian tergeletak di lantai, tepat di sisi ranjangnya. Wajahnya pucat, tenang, seolah ia baru saja menyerah dalam diam. Tubuh kecilnya sudah tak bergerak, menyisakan senyum samar yang seperti meminta maaf karena pergi tanpa pamit. Sadewa menyesal, sangat.
Berfikir apakah waktu bisa di ulang kembali? setidaknya sekali, berikan sekali saja kesempatan untuk memberi cinta pada anaknya. Ya ia tau itu memang mustahil.
Tapi, sesuatu yang aneh justru terjadi.
Sadewa terbangun dua tahun yang lalu, tanpa ia percaya.
Kini, dengan waktu yang diputar jauh ke belakang, Sadewa tahu satu hal, ia tidak akan membiarkan semua berjalan menuju akhir yang sama.
Tidak kali ini.
Tidak untuk Levian.
Putra bungsu nya.
Deskripsi nya di bab 1 yaaa
Btw baru kali ini nulis cerita jadi kalau ada kesalahan pengetikan tolong maklumi.
Cerita ini murni karangan sendiri, cuma ada di wattpad jadi kalau nemu yang sama persis di lapak lain tolong laporin ke saya, thank you....selamat membaca teman2