Story cover for Married? Why Not! by evajuteg93
Married? Why Not!
  • WpView
    Reads 39
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 39
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Nov 20
Mature
3 new parts
"Saya tahu kamu terpaksa melakukan ini. Demi menghormati persahabatan keluarga kita, saya harap kamu dengan besar hati menerima perjodohan ini."
"Baik, Pak."
Kelara memperbaiki posisi kacamatanya. Sejak tadi dia hanya menunduk, enggan melihat calon suami yang dipilih oleh ayahnya.
"Jika kamu tidak keberatan, mari kita buat kontrak pernikahan. Kontrak ini akan berakhir dalam satu tahun. Saya rasa itu cukup untuk meyakinkan orangtua kita kalau kita tidak bisa bersama."
Kali ini Kelara mengangkat kepalanya sedikit. Kontrak? Tidak, dia sama sekali tidak butuh itu. Jika memang itu yang calon suaminya inginkan, maka dia akan pergi setelah satu tahun pernikahan mereka.
"Saya rasa, kita tidak membutuhkan kontrak itu, Pak. Setahun setelah pernikahan, saya akan meninggalkan Bapak sesuai keinginan Bapak."
Kaelan memandangi gadis 'aneh' di hadapannya. Dalam hati dia bersyukur, gadis yang dia temui adalah gadis yang sepertinya tidak menuntut banyak hal darinya. Dengan begitu, mereka berdua bisa melanjutkan hidup masing-masing. 
Lalu apa yang akan terjadi satu tahun kemudian?
Apakah mereka benar-benar ingin berpisah atau justru sesuatu terjadi di antara mereka?
All Rights Reserved
Sign up to add Married? Why Not! to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
One Week Love 1 (completed)  cover
Avalee Dwyne cover
[2] My Husbando ✔ cover
sagey // luke hemmings cover
The Love Affairs [Sequel to: The Secret Affairs] - REVISI ✔️ cover
Be Your Girl cover
Until You  cover
Selir Tuan Wiratmodjo cover
DAMIAN cover
THE HEIRS  (END) cover

One Week Love 1 (completed)

5 parts Complete

"Aku menunggunya, untuk melihatku..." Meski lincah, aku terkenal ceroboh. Aku tertawa sambil mundur, sebelum menyadari kalau aku menabrak. Kaget, aku malah tergelincir. Jadi aku menarik orang yang dibelakangku. Dia jatuh dan aku berhasil tetap berdiri. Hampir saja. Berniat kabur, dia menangkap tanganku. Tak menoleh, aku menarik tanganku. Tapi dia lebih kuat dan aku ikut terjatuh disebelahnya. Momentum membuat muka kami bertabrakan dan aku mencium pipinya. Sama-sama kaget. Kami menjauh. Dia salah satu teman dari cowok gendut tadi. Reflek, aku langsung menangkap rambutku yang berkeliaran untuk menutupi muka. Mendapati dia yang melotot sambil memegang sebelah pipinya yang bisa kulihat punya jejak lipstick-ku. "lo siapa?" dia menarik tanganku. Aku tak bergeming. Aku melihat kesampingnya dan berteriak, "selamat pagi pak dekan." Dia menoleh dan aku meloncat kabur.