Di Desa Aetherfall, desa kecil yang tenang di kaki Pegunungan Es Aesterion, hidup delapan pemuda-pemudi dengan elemen magis berbeda-keturunan langsung dari para leluhur yang dahulu menyegel makhluk dunia lain. Sehari-hari, mereka hidup sebagai penjaga desa, pengintai, penyembuh, dan pembawa harmoni alam.
Namun ketika aurora yang biasanya biru berubah menjadi merah darah, seluruh desa panik. Para tetua memanggil kedelapan anak muda itu dan mengungkapkan kebenaran yang selama ini hanya menjadi legenda:
Aurora merah bukan fenomena langit. Itu adalah retakan tirai dimensi.
Dan sesuatu di sisi lain tirai itu sedang mencoba keluar.
Ketika Kristal Aether, sumber penyeimbang energi desa, mulai retak-kedua dunia nyaris saling bertabrakan. Hutan Aerilon menjerit, danau mulai "berbicara," bayangan mulai terlepas dari induknya, dan serpihan makhluk dimensi mulai muncul di bumi.
Untuk mencegah kehancuran dunia, kedelapan pemuda itu harus mengaktifkan tiga titik Ritus Aurora di pegunungan. Namun setiap langkah membawa mereka semakin dekat kepada kebenaran gelap tentang penyegelan leluhur mereka.
Dalam perjalanan, sebuah ancaman lebih besar muncul-makhluk legenda Ymiron, penjaga puncak dan penjaga dimensi, bangkit dari kabut. Tidak seharusnya ia muncul... kecuali jika ada kekuatan besar yang memaksanya.
Dan benar saja.
Ymiron bukan datang untuk menghalangi-ia muncul karena ritus sedang dikejar oleh kekuatan gelap, dan ia terinfeksi oleh bayangan dimensi.
Dengan es, api, angin, air, tanah, flora, cahaya, dan bayangan... kedelapan pemuda itu menyatukan kekuatan untuk menghadapi Ymiron, mengalahkan serpihan-serpihan kegelapan, dan akhirnya menutup kembali celah dimensi di puncak gunung dalam ritus paling berbahaya yang pernah tercatat.
Namun meski ritus berhasil ditutup, satu pesan tersisa:
Jika celah bisa terbuka sekali, ia bisa terbuka lagi.
Kedamaian yang mereka dapatkan bukanlah akhir-melainkan awal dari ujian yang lebih besar.