Story cover for James by azz_art
James
  • WpView
    Reads 282
  • WpVote
    Votes 29
  • WpPart
    Parts 7
  • WpView
    Reads 282
  • WpVote
    Votes 29
  • WpPart
    Parts 7
Ongoing, First published Nov 21
Mature
3 new parts
Malam itu, hujan deras di iringi petir menggelegar. Seorang pria tengah terduduk ketakutan, di lengannya terdapat sebuah pisau yang berlumuran dengan darah. Rasa takut serta rasa bersalah meliputi nya, ia berbisik lirih.

"Bukan, bukan aku yang membunuhnya..."

"Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku? Bukan aku!"

"Aku bukan pembunuh! Kenapa aku yang disalahkan.."

Pria itu terduduk lemas sambil terisak pelan. Seseorang datang membawa payung, dengan perlahan berjalan kearahnya. Wajahnya tertutup dengan payung, pria itu tak tahu siapa yang ada didepannya.

"Menyedihkan." 

Ia berucap dengan sarkas. Tak ada ekspresi diwajahnya, ucapannya dingin. Setelah mengucapkan kalimat sarkas itu, ia pergi meninggalkan pria malang yang diliputi rasa bersalah dan rasa takut itu.
All Rights Reserved
Sign up to add James to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
The Devil's Playground [Giyoon] by achasukayuan
4 parts Ongoing
Dunia adalah palu godam. Dan bagi sebagian orang, ia tak pernah berhenti memukul. Yoonho tahu rasanya. Sudah setahun, setiap tarikan napasnya terasa seperti menelan serpihan kaca. Ia berjalan, duduk, bahkan tidur, itupun jika kantuk sudi menyambutnya, selalu di hantui bayang-bayang ketakutan. Jiwanya? Sudah lama rapuh, tercerai berai di bawah tapak kaki para penguasa sekolah elit Undercover School. Di sekolah yang seharusnya menjadi tiket emas menuju masa depan cerah, Yoonho justru menemukan neraka. Sebagai siswa beasiswa di tengah lautan anak-anak konglomerat, ia adalah anomali, objek kebencian yang mudah disingkirkan. Pengucilan sudah jadi makanan nya sehari-hari. Namun, tidak ada yang bisa menandingi kegelapan yang dibawa oleh satu nama: Mingi. Mingi. Pangeran kegelapan sekolah. Sempurna dalam wujud, namun iblis dalam perangai. Kehadirannya datang tanpa peringatan, membawa badai yang merenggut sisa-sisa kedamaian Yoonho. Sejak hari itu, kehidupan Yoonho benar-benar berubah drastis. Ia bukan lagi manusia, melainkan mainan, lebih tepatnya seorang budak tak berbayar yang tak punya hak menolak. Bahkan menangis pun Yoonho sudah enggan. Air mata nya sudah habis, digantikan kekosongan yang membatu. Melawan? Percuma. Mereka punya kuasa, punya uang, dan punya cengkeraman yang mencekik. Ia hanya bisa diam, menurut, patuh, layaknya anjing yang terlatih. Mingi menikmati setiap detik penderitaan di hidupnya. Seolah laki-laki itu punya dendam besar padanya, membuat Yoonho bertanya-tanya, Kenapa? Kenapa Mingi memilihnya sebagai target? Apakah hanya karena status beasiswanya? Pertanyaan itu tak pernah terjawab, menjadi misteri yang masih belum dapat ia pecahkan.
You may also like
Slide 1 of 10
FIKS FOR US cover
VAILEA 'The Devils King Return' cover
Pain Lust | HMG X PYH cover
ADRAS V.A [ DAILY UPDATE ]  cover
Secret Relationship || GiYoon cover
obsession devil [giyoon] cover
The Devil's Playground [Giyoon] cover
Secret Relationship : Giyoon [END] cover
Manipulated | Giyoon cover
Chains of Debt cover

FIKS FOR US

38 parts Ongoing

Park Jihoon tahu, sering kali kata-katanya gagal menjangkau orang yang ia cintai. Terlalu banyak rasa yang tak sanggup dituangkan di dalam kalimat, membuat mulutnya kaku. Ia sungguh mencintai, meski caranya terkadang tak sesuai harapan. Ia lebih memilih membuktikannya dalam diam, lewat kehadiran serta kesetiaan yang tak pernah ia gembor- gemborkan. _________________________________________ Choi Hyunwook melihat setiap tatapan Park Jihoon adalah kebahagiaan_ namun sekaligus sumber cemas yang tak bisa ia kendalikan. Takutnya bukan pada kehilangan, namun kenyataan bahwa dirinya tak pernah benar- benar dimiliki. _________________________________________ Ketika si duta salting, Park Jihoon, bertemu dengan si duta friendly, Choi Hyunwook ________________________________________ Narasi: baku Dialog: non baku Status: On going disclaimer!!! BXB Jangan Salah Lapak