
Terlahir sebagai anak tunggal di keluarga sederhana membuat Nasya terbiasa menanggung sepi sejak kecil. Tak ada saudara untuk berbagi cerita atau tempat pulang ketika dunia terasa terlalu bising. Tapi ia mempunyai dua orang sahabat yang sangat mengerti akan dirinya. Orang tuanya mencintainya, tetapi cinta itu sering hadir dalam bentuk tuntutan-terutama soal pendidikan. Nasya pun tumbuh di antara dua dunia: dunia sunyinya sendiri, yang dipenuhi keinginan sederhana untuk didengar dan dimengerti, serta dunia harapan orang tua yang begitu berat hingga sering membuatnya sesak. Ia belajar keras meski hatinya lelah, mengorbankan banyak hal yang ia sukai demi memenuhi mimpi yang bukan sepenuhnya miliknya. Di tengah tekanan itu, Nasya perlahan menyadari bahwa menjadi anak tunggal bukan hanya tentang kesepian, tetapi juga tentang menanggung harapan yang sering kali terlampau besar untuk satu bahu kecil. Cerita ini mengikuti perjalanan Nasya menemukan suaranya sendiri, menentukan apa artinya bahagia bagi dirinya, dan belajar bahwa cinta orang tua tidak selalu mudah dipahami, tetapi selalu layak diperjuangkan-meski membutuhkan keberanian untuk memilih jalannya sendiri.All Rights Reserved
1 part