Story cover for Jejak tawa di tengah kota Jakarta  by senjayapu
Jejak tawa di tengah kota Jakarta
  • WpView
    Reads 16
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 15
  • WpView
    Reads 16
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 15
Ongoing, First published Nov 22
15 new parts
Cerita ini menggambarkan perjalanan pertemanan Senja bersama Velina dan gengnya sejak tahun 2019. Awalnya dua geng terpisah, namun akhirnya bersatu lewat permainan tradisional. Banyak konflik terjadi, termasuk pertengkaran dengan geng musuh, perebutan perhatian laki-laki, hingga momen saat teman geng dipaksa gabung geng lain. Persahabatan mereka perlahan bubar karena sekolah maupun masalah pribadi, sampai akhirnya hanya tersisa beberapa orang yang tetap dekat.

Senja juga mengalami patah hati dari cinta pertama dan dari hubungan baru yang bermasalah, tapi Velina selalu menjadi sahabat yang paling mengerti dan melindungi. Hubungan mereka sangat dekat sampai Velina tiba-tiba hilang kabar karena ponselnya digadai untuk biaya pengobatan setelah ia dirawat dan transfusi darah. Senja sangat khawatir dan terus menanyakan kabarnya pada adiknya Velina, berdoa untuk kesembuhannya, dan berharap sahabat terdekatnya itu segera kembali menghubunginya.
All Rights Reserved
Sign up to add Jejak tawa di tengah kota Jakarta to your library and receive updates
or
#400persahabatan
Content Guidelines
You may also like
Double AL by candygoddes
65 parts Ongoing
"Cowok pakai earphone, topi warna hitam arah jam satu" Alexa reflek menoleh, mengangkat sebelah alis bertanya. "Gue mau nantang lo buat bikin tuh cowok jatuh cinta bahkan tergila-gila sama lo. Ya-itu pun kalo lo bisa" "Gak. Jawabannya tetap gak." "Claudia suka banget bahkan tergila-gila sama dia, lakuin berbagai cara supaya gak ada cewek yang berani dekat-dekat sama tuh cowok, kalo sampai lo berhasil buat tuh cowok jatuh cinta bahkan bucin mampus-" "Ok deal." Dan, itu adalah awal mula kisah Alexa dan Aldrich dimulai. *** Aldrich Shaquille Mc Muller Blasteran Brasil-Indonesia. Most Wanted Boy dengan predikat terpanas tahun ini dikalangan siswa siswi di negaranya sekaligus cucu pemilik Muller Internasional School. Sekolah Internasional yang terkenal dengan fasilitas terlengkap dan biayanya yang fantastis. Tampan Kaya-raya Dingin Tak tersentuh. Calon penerus perusahaan terkemuka 'Muller Corporation'' Cucu kesayangan William Mc Muller. Konglomerat sekaligus pemilik Muller Internasional School. Terlalu di manjakan, menjadikan Ia sosok yang tidak suka dibantah. Apapun yang diinginkan Cucunya. William Mc Muller akan selalu menuruti. Tetapi, ada satu hal yang sulit untuk William Mc Muller turuti dari keinginan Cucunya. Biasanya sang Cucu hanya meminta barang, pulau, villa dan berbagai macam perintilan kecil lainnya. TAPI INI? Kenapa Cucunya malah meminta Seorang Gadis kepadanya? Apalagi setelah mengetahui asal-usul Gadis itu yaitu Anak bungsu dari Keluarga Louis. Perlu di garis bawahi. LOUIS Musuh dari keluarga Muller! Alexandra Qotrunnada Louis (Murni dari otak author) (⚠️Jangan ada plagiat!)
You may also like
Slide 1 of 9
Papa Gerlan cover
Back to Begin Again cover
Double AL cover
Bungsu Tongkrongan cover
Transmigrasi : a figure who wants to change the story. cover
Suddenly Became Mama cover
Prince of Sergeyevich cover
Sister's Of Antagonis [ ON GOING ] cover
Lionel Kandra  cover

Papa Gerlan

32 parts Ongoing

FOLLOW DULU CINTAH Bagaimana jika seorang remaja transmigrasi ke tubuh seorang duda anak satu? Yang mana anaknya seumuran dengannya. Erlan ketua geng yang hobby tauran, suka membully, hingga ia dibunuh oleh salah satu korban bully nya, bukannya ke alam baka, ia malah transmigrasi ke seorang duda anak satu. Gerlan, duda yang berusia 37 tahun, ia membenci anaknya, hingga anaknya juga membenci dirinya. Abian, bocah bebal keras kepala, seperti cerminan jiwa Erlan. Gerlan waktu seumuran Abian sungguh nakal, hingga karna kenakalannya hadirlah Abian. Sekarang, Gerlan harus menghadapi anaknya yang lebih parah dari dirinya waktu muda. Tapi ini Erlan bukan Gerlan. Bocah nakal yang harus merawat bocah bebal. "Gue... Benaran punya... Anak?" . .