Pharita baru saja pindah ke lantai empat sebuah apartemen tua yang tenang. Di sana, ia bertemu Ruka, tetangga lantai enam yang terlalu ramah, terlalu perhatian, dan terlalu mudah membuat batas yang ia jaga selama ini perlahan memudar.
Kedekatan mereka tumbuh dari hal-hal kecil, obrolan di tangga darurat, movie night yang tidak pernah direncanakan, hingga rutinitas sederhana yang membuat Pharita merasa... pulang.
Namun semakin ia dekat, semakin besar pula rasa yang berusaha ia sembunyikan. Karena ia tahu, tidak semua yang terlihat nyaman berarti aman untuk diucapkan.
Ketika seorang cewek baru muncul di sekitar Ruka, ketika kesalahpahaman mulai menumpuk, dan ketika jarak tiba-tiba terasa lebih nyata daripada dua lantai yang memisahkan mereka, Pharita mulai belajar bahwa perasaan yang dijaga diam-diam tetap bisa menyakitkan.
Di antara pintu lantai empat yang selalu ia tutup rapat,
dan lorong lantai enam yang selalu menunggu langkahnya.
Pharita dan Ruka harus memutuskan,
tetap saling menjauh, atau akhirnya saling menemukan.
"Antara lantai empat dan enam... ada kita yang selalu pura-pura tidak saling menunggu."
FOLLOW DULU CINTAH
Bagaimana jika seorang remaja transmigrasi ke tubuh seorang duda anak satu?
Yang mana anaknya seumuran dengannya.
Erlan ketua geng yang hobby tauran, suka membully, hingga ia dibunuh oleh salah satu korban bully nya, bukannya ke alam baka, ia malah transmigrasi ke seorang duda anak satu.
Gerlan, duda yang berusia 37 tahun, ia membenci anaknya, hingga anaknya juga
membenci dirinya.
Abian, bocah bebal keras kepala, seperti cerminan jiwa Erlan.
Gerlan waktu seumuran Abian sungguh nakal, hingga karna kenakalannya hadirlah Abian.
Sekarang, Gerlan harus menghadapi anaknya yang lebih parah dari dirinya waktu muda.
Tapi ini Erlan bukan Gerlan. Bocah nakal yang harus merawat bocah bebal.
"Gue... Benaran punya... Anak?"
.
.