Story cover for Lest Says: Divorce! by lynnhalle
Lest Says: Divorce!
  • WpView
    Reads 355
  • WpVote
    Votes 44
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 355
  • WpVote
    Votes 44
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Nov 23
Mature
Series IV: Partner In Crime

Tiga tahun menikah, hanya butuh satu tahun bagi mereka untuk kembali menjadi dua orang asing. Kanaya Rengganis muak, lelaki yang dulu membuatnya jatuh cinta dengan perhatian hangat kini berubah menjadi tembok dingin bernama Jonael Adipratama Jo. 

Pada akhirnya, Kanaya menyerah. Ia mengajukan cerai, berharap bisa bernapas tanpa rasa sesak yang terus menghantuinya.

Namun Jona tidak pernah menjadi lelaki yang mudah ditebak. Alih-alih melepaskan, ia mengajukan satu syarat: Tiga bulan. Tinggal bersama. Bersentuhan tanpa jarak. Tanpa menolak. Tanpa kabur.

Sebuah syarat yang membuat hidup Kanaya naik turun. Antara ingin pergi tapi tubuhnya terus mengkhianati logika setiap kali Jona mendekat.


21+
Writer by lynnhalle
©20251125
All Rights Reserved
Series

Partner In Crime

  • Better, yet run away [SELESAI] cover
    Season 1
    47 parts
  • Titik Temu [SELESAI] cover
    Season 2
    52 parts
  • Silent Palette cover
    Season 3
    40 parts
  • Season 4
    2 parts
Sign up to add Lest Says: Divorce! to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
KERTAS dan KANVAS cover
Folie à Deux cover
PRETTY LIES cover
Scream & Shout cover
Bintang Jatuh dan Rembulan yang Jauh cover
Living With My Ex cover
Mantan 21+ cover
Nouveau Départ cover
So, Long London  cover
Yang Belum Usai cover

KERTAS dan KANVAS

6 parts Ongoing

Pemuda dengan palet yang digenggamnya itu pernah membuatku percaya, bahwa mungkin, sesuatu sedang tumbuh di antara kami. Tapi hari itu, semua terasa menggantung. Tak ada jawaban, yang kutemukan hanya tatapan tanpa kepastian. "We haven't even started yet, Reen." Apa katanya? haha, ini lucu sekaligus menyedihkan. *** Eireen tak pernah benar-benar berniat membagikan kisah itu pada dunia. Ia menulisnya bukan untuk dikenal, melainkan untuk melepaskan. Sebuah cara diam-diam merawat luka yang tak sempat disembuhkan oleh waktu. Ketika buku itu kembali terbuka, bukan pembacanya yang masuk ke dalam cerita, melainkan dirinya sendiri. Ia terbenam dalam setiap kalimat, setiap bab, seolah diseret kembali ke masa lalu yang belum usai. Dan saat realitas mengetuk, garis antara fiksi dan kenyataan mulai kabur. Kisah yang ia kira telah usai, rupanya hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk benar-benar dimulai. *** All picture ©Pinterest