Update sekali/dua kali dalam seminggu!
Di hari pertama masuk SMA, Sadewi Unno cuma kepingin masuk gerbang dengan damai, cari kelas, terus duduk paling pojok sambil pura-pura enggak lihat siapapun. Anak baru, low profile, rambut hitam panjang, vibe adem. Sekian.
Tapi, semesta punya rencana lain-bernama Nakula Nasir Nugraha.
Cowok albino dengan rambut putih kekuningan, dan mata biru pucat itu muncul kayak petir. Dia lari, ngegas, pakai hoodie lengan panjang, mulutnya lebih cepat dari klakson, dan energinya seperti mesin turbo.
Mereka bertubrukan, sebelum bel masuk di hari pertama sekolah berbunyi-percikan awal langsung adu mulut dan sama-sama enggak mau mengalah.
"Mata lo ke mana, sih?"
"Lha? Ini mata gue. Lo aja yang kayak NPC, gak liat kanan kiri."
Dan yang lebih ngeselin?
Mereka ternyata ... sekelas.
Sadewi yang introver tenang itu mendadak harus berbagi ruang dengan cowok paling nyablak yang pernah dia temui-tapi, selalu benar omongannya. Sementara, Nakula yang aktif di tiga olahraga dan enggak bisa diam, berangsur-angsur tersadar kalau cewek yang katanya 'jalan kayak NPC' itu justru orang yang paling bikin dia kepikiran.
Tanpa sengaja, mereka saling jadi pusat gravitasi.
"Tolong jangan sekelas." Batin keduanya.
Tapi, Tuhan punya humor.
Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali
Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat.
***
Tapi maaf Wali, kalau Sena aja gak relate, apalagi Ayang...
Kita doakan saja.
***
Soft warning: cerita ini ada di rating 21+//kriminalitas//TPPO//bahasa kasar//tema sensitif (tanpa unsur seksual yang eksplisit)