Genta Ravendra Adhitama Aksara adalah seorang remaja tampan dan pendiam yang hidup dalam keluarga kaya, namun tidak pernah merasakan bahagia. Sejak lahir, ia dipandang sebagai penyebab kematian ibunya, membuat ayahnya-Papa Hendra-membencinya dan memperlakukannya dengan dingin. Satu-satunya tempat yang memberinya rasa aman hanyalah pelukan kakaknya, Galen, serta sosok Om Andra yang menjadi ayah pengganti baginya.
Di sekolah, Genta tetap berusaha bersikap ceria di hadapan sahabat-sahabatnya, meski kenyataannya ia menyembunyikan penyakit ginjal parah yang terus melemahkan tubuhnya. Kondisinya semakin memburuk hingga ia harus menjalani cuci darah dan akhirnya masuk ICU, membuat ketegangan dalam keluarga mencapai titik puncak.
Melihat nyawa adiknya berada di ujung tanduk, Galen mengambil keputusan besar: mendonorkan ginjalnya untuk Genta. Operasi transplantasi berlangsung sulit dan penuh risiko, meninggalkan luka fisik dan emosional bagi keduanya.
Setelah operasi, proses penyembuhan tidak berjalan mudah. Genta harus menghadapi rasa bersalah karena telah membahayakan Galen, sementara Galen berjuang menahan rasa sakit sebagai donor. Perlahan, hati Papa Hendra mulai mencair, meski luka dan penyesalan masa lalu masih menghantui.
Di tengah air mata, pertengkaran, dan penyembuhan panjang, keluarga ini mulai menemukan kembali apa arti cinta dan rumah. Kisah ini menggambarkan perjuangan, pengorbanan, dan harapan-serta cinta yang tetap bertahan meski dihantam rasa sakit dan kehilangan.
Karina terbangun menjadi ibu protagonis dan antagonis sekaligus.
Untungnya, ia terbangun di tubuh wanita muda nan kaya-raya dan sebelum alur novel dimulai, yaitu pada saat protagonis berusia 5 tahun.