KARUN - Krisis Akibat Runtuhnya Utopia Negara

Asha, seorang mahasiswi jurnalistik dari pelosok desa, tiba di kota Vespera dengan mata penuh harapan dan hati yang berdebar-debar. Dari jauh, kota itu tampak seperti janji yang sempurna: gedung-gedung futuristik, kehidupan glamor, dan peluang yang tak terbatas. Tapi begitu bus melaju menembus terminal pinggiran, realitas perlahan menelanjangi ilusi yang ia bawa.

Terminal kecil dan suram itu dipenuhi manusia yang bergerak tanpa menoleh, anak-anak yang banting tulang demi sesuap nasi, dan orang dewasa yang menutupi kepedihan mereka dengan kesibukan individualistik. Di antara tumpukan kardus yang dijadikan kasur, Asha menyadari satu hal: kota ini bukanlah utopia yang dijanjikan pemerintah. Yang ada hanyalah ketimpangan yang membentang seperti jurang, antara pusat kota yang gemerlap dan pinggiran yang terlupakan.

Dengan naif tapi observatif, Asha mulai menelisik dunia di sekitarnya. Ia membawa buku, beberapa pakaian, uang secukupnya, dan rasa ingin tahu yang berat. Setiap langkahnya menembus debu terminal, setiap pandangan menangkap wajah manusia yang terselip di antara janji yang hampa dan kenyataan yang pahit. Dari selebaran yang diinjak orang hingga poster futuristik yang tampak palsu, kota Vespera perlahan menyingkap wajahnya yang sebenar.

KARUN adalah kisah tentang runtuhnya ekspektasi dan bangkitnya kesadaran. Tentang seorang gadis yang belajar memahami ketimpangan, mempertanyakan propaganda, dan menemukan suara untuk menantang sistem yang diam-diam menindas. Vespera bukan sekadar kota, tapi cermin dari dunia yang memperlihatkan kontras antara cahaya dan bayangan, antara janji dan kenyataan.