9 parts Ongoing Heeseung tidak pernah membayangkan bahwa perhatian seorang guru bisa begitu... menghanyutkan. Pak Sunghoon⎯ tenang, rapi, berwibawa⎯ mempunyai sejenis daya tarik yang tak masuk akal.
Caranya bicara, caranya berdiri, caranya menatap seakan tahu lebih banyak tentang Heeseung daripada orang lain. Terlalu menenangkan. Terlalu intim untuk sesuatu yang seharusnya lebih profesional.
Awalnya hanya komentar kecil, pujian tipis yang terselip di sela jam pelajaran. Lalu tatapan yang bertahan sedikit lebih lama dari seharusnya. Ruang kelas yang sengaja di kunci, percakapan yang terasa terlalu pribadi, dan sentuhan ringan yang tak sengaja⎯ atau memang disengaja.
Perhatian itu bukan lagi sekadar perhatian.
Ada tekanan halus di dalamnya.
Pengakuan. Kepatuhan. Keterikatan.
Sunghoon tahu bagaimana mengemas perintah menjadi permintaan. Bagaimana membuat Heeseung percaya bahwa ia spesial, dipilih, dan sangat penting bagi seseorang yang seharusnya mustahil untuk didekati. Setiap kata, setiap senyum, tiap kehadiran⎯ terasa seperti jebakan yang terbungkus kelembutan.
Dan saat satu per satu siswa mulai menghilang, Heeseung baru memahami sesuatu yang jauh lebih menakutkan: obsesi Sunghoon bukan kasih sayang⎯ itu klaim kepemilikan.
Di mata Sunghoon, cinta bukan perasaan.
Cinta adalah kendali.
Dan Heeseung, tanpa sadar, sudah berada terlalu dekat untuk melepaskan diri.