Jeda untuk yang belum usai

Nura Shifana Lubis, setelah terjatuh pada luka luruh yang tak tercurah, ia menata kembali hidupnya dari serpihan yang bahkan ia sendiri tak berani sentuh. Membangkitkan harapan dan perlahan melepaskan bayang kenangan yang setiap hari mengikat pikiran, hingga banyak perbaikan yang mengantarkannya pada ketenangan.

Dan ternyata, kehidupan tak selamanya berjalan pada jembatan penuh retihan. Dunia mempertemukannya dengan seseorang yang menjadi jeda lara, pelipur duka. Penyemangat dalam bentuk paling sederhana yang dapat membangkitkan asa.

Bukan dengan kata-kata manis atau janji muluk, tapi lewat kelembutan kecil yang terasa tulus. Lewat tatapan teduh yang membuatnya ingat bahwa dirinya masih layak di cintai tanpa harus kuat setiap waktu.

Tak disangka, setelah patah sedalam itu, hatinya masih bisa membuat ruang debar. bukan karna Nura telah lupa rasa yang tertinggal pada Hasyim, tapi karna seseorang itu membawa sipat dari Hasyim dengan versi yang lebih tentram.

Namun tak ada episode kehidupan tanpa ujian. Yang paling indah kadang datang dengan syarat yang paling menyakitkan. Ujian itu datang dari arah yang tak pernah Nura perhitungkan, lalu berdiri menegakkan tabir yang merenggangkan jarak antara mereka.

The next season of:
📚 Mah, pah, aku udah dewasa (opsional)
📚 Kupu-kupu biru
📚 Jeda untuk yang belum usai