Di seberang Kerajaan Sapphire, Raja Elfathan dan Ratu Syaza telah membuat keputusan politik tertinggi: Putri Afsheen, satu-satunya pewaris takhta biru, akan disatukan dengan Pangeran Emir, putra sulung Raja Edward dan Ratu Cordelia dari Kerajaan Aetherlyn yang kuat. Perjodohan ini adalah paksaan besi yang harus ia telan.
Namun, di balik ketaatan palsunya, Afsheen menyimpan satu-satunya rahasia yang ia anggap miliknya. Jauh di lubuk hatinya, sebuah benih cinta masa kecil telah berakar-sebuah pertemuan tunggal yang tak terduga, hanya terjadi sekali, saat ia berusia sepuluh tahun.
Tangannya kini terulur, meraih kotak kayu tersembunyi. Di dalamnya, tersimpan bunga palsu yang tampak sederhana, hadiah dari sosok laki-laki misterius yang bahkan belum sempat ia tanyakan namanya. Sepuluh tahun telah berlalu, tetapi aroma ingatan akan pertemuan singkat itu masih melekat tajam dalam benaknya.
"Siapa namamu?" bisik Afsheen keheningan kamarnya, jemarinya membelai kelopak kain dingin itu.
"Aku belum sempat mengetahui namamu, namun kau berani singgah di hatiku dan bertahan sampai sekarang."
PERTANYAAN HATI:
Akankah Putri Afsheen, yang kebebasannya direnggut oleh mahkota, menyerah pada takdir politik dan menerima Pangeran Emir? Atau akankah ia mempertaruhkan segalanya, memulai pencarian putus asa untuk menemukan pangeran tanpa nama yang menjadi satu-satunya pemilik rahasia hatinya?