Kerja sebagai babunya Mas Emil, alias "Project Associate" bahasa kerennya, bikin Karen harus merelakan 3 hal: jam tidur, kesehatan mental, dan kehidupan sosial. Karen paham banget kalau Project Manager yang juga adalah kakak sepupunya itu gak punya riwayat kehidupan romansa sampai detik ini, tapi bukan berarti Karen harus hidup begitu juga gak, sih?
Karen mau banget tuh, yang namanya pindah kota karena ikut suami. Pindah negara sekalian kalau bisa. Tapi boro-boro suami, selain Papa dan Oliver, adiknya, laki-laki di kehidupan Karen ya siapa lagi kalau bukan Mas Emil? Atasannya yang kayak Daendels itu nempel terus, bikin Karen terjebak gosip kantor kalau dia dan Mas Emil punya hubungan. Hubungan darah, sih, iya.
Karen kira, gilirannya akhirnya tiba ketika Regional Consultant dari Singapur itu gabung di timnya. Kak Gio namanya. Ganteng banget, sumpah! Dari muka sampai hartanya beneran tipe Karen banget! Tapi ketimbang sama Karen, kok dia malah nempel banget sama Mas Emil, sih?
Karen masih tutup telinga walau semua orang di kantor bilang kalau dia dibuang Mas Emil demi Kak Gio. Tapi sore itu, Karen udah gak bisa positive thinking lagi waktu dia gak sengaja dengar Kak Gio bilang, "Kamu gak kasih tau Karen soal kita?"
WAH, SOAL APA, YA? ADA BANYAK BANGET YANG HARUS DIBICARAKAN GAK, SIH?
Kimmy pikir hidupnya akan sedikit lebih tenang setelah bos tua yang cerewet, rewel, dan suka menceramahinya itu meninggal dunia. Tidak ada lagi rutinitas membuatkan teh atau mengepel ruangan setiap pagi-lagipula, Kimmy kan sekretaris, bukan asisten rumah tangga.
Namun, kedamaian itu hanya sebentar. Posisi bos kini diisi oleh Jared Moorati-anak bungsu mendiang, baru pulang dari Australia, berusia 23 tahun, pintar, kaya... dan katanya tampan.
Sayang sekali, bagi Kimmy, Jared sama sekali bukan paket idaman. Karena di balik senyum manisnya, Jared adalah pria yang menyebalkan. Dan mau tak mau, Kimmy harus berhadapan dengannya setiap hari.