KASIH AYAH YANG TAK KUNJUNG SAMPAI

Kasih Ayah yang Tak Kunjung Sampai adalah kisah menyayat hati tentang perjalanan hidup seorang gadis bernama Riana, yang pada usia enam belas tahun harus berhadapan dengan kehilangan demi kehilangan-hingga dunia terasa terlalu sunyi untuk ia tinggali.

Cerita dimulai dengan masa kecil Riana yang dibesarkan dalam cinta seorang ayah yang hangat meski sederhana. Ayah bukan orang yang banyak bicara, tetapi kasih sayangnya terasa dalam setiap tindakannya. Namun ketika Riana beranjak remaja, ayahnya pergi untuk selamanya, meninggalkan ruang kosong yang tak pernah bisa benar‐benar ia isi kembali.

Belum pulih dari duka itu, Riana kembali diuji. Ibunya yang berusaha tetap kuat usai ditinggal sang suami, tiba-tiba jatuh sakit dan harus menjalani operasi besar. Meski selamat, kondisi ibu terus menurun. Hingga seminggu sebelum wafat, ibunya tak lagi mampu berdiri dan hanya terbaring di kasur, dirawat sepenuhnya oleh Riana sendiri. Di hari-hari terakhir itu, Ibu menjadi pelita kecil yang cahayanya semakin meredup, namun tetap memberi kehangatan terakhir bagi putrinya.

Puncak emosional cerita terjadi ketika Riana harus mengucapkan selamat tinggal untuk kedua orang tuanya-dalam jarak waktu yang begitu dekat. Ia berdiri di antara dua makam, membawa beban hidup yang tiba-tiba terlalu besar untuk bahunya yang masih muda.

Namun kehidupan ternyata menyisakan satu hadiah terakhir: sebuah surat dari ayah yang dulu tak pernah sempat dibuka. Surat itu berisi cinta, permintaan maaf, dan kebanggaan yang tidak pernah sempat terucap. Kalimat-kalimat ayah menyalakan kembali kekuatan dalam diri Riana, membuatnya sadar bahwa ia tidak benar-benar berjalan sendirian.

Cerita ini adalah perjalanan seorang anak menghadapi kehilangan, menemukan kembali kekuatan melalui kenangan, dan belajar berdiri di dunia yang tak lagi memiliki tempat untuk ia bersandar. Sebuah kisah tentang cinta orang tua yang tetap hidup, bahkan sesudah keduanya tiada.