[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Leo, seorang pemuda dengan masa kecil yang penuh luka, mengajak kita menapaki perjalanan hidupnya yang berat, jujur, dan manusiawi. Dari trauma bullying di sekolah dasar, ayah yang kasar, hingga rasa kehilangan arti keluarga, Leo menghadapi dunia dengan hati yang rapuh namun tekad yang perlahan tumbuh.
Perpindahan ke Sumatera membawa harapan baru, tapi juga tantangan baru: sekolah yang menuntut, fitnah yang menghancurkan, dan keputusan sulit seperti berhenti sekolah di tengah jalan. Leo kemudian belajar menanggung tanggung jawab, bekerja keras, dan menghadapi dilema identitas dan keimanan yang mengoyahkan hatinya.
Melalui pengalaman bekerja di swalayan, toko milik keluarga, hingga toko roti, Leo belajar membaca karakter manusia, menghadapi kepura-puraan, dan menyaksikan dua wajah dunia: kebaikan yang menenangkan sekaligus kepalsuan yang menyakitkan. Perjalanan ini membuatnya goyah, tersesat, dan sering merasa sendirian.
Namun dari titik paling gelap itu, Leo menemukan secercah cahaya-kekuatan untuk bertahan, menerima masa lalu, dan perlahan menemukan arah baru dalam hidup. Ia belajar bahwa kesempurnaan bukanlah tujuan, tetapi keberanian untuk tetap bertahan adalah kemenangan terbesar.
Kehilangan Arah Tujuan Hidup bukan hanya kisah tentang penderitaan, tetapi tentang keteguhan, pertumbuhan, dan harapan. Sebuah perjalanan emosional yang mengingatkan kita meski hidup tidak selalu adil, kekuatan sejati ada pada diri kita sendiri.