Namaku Sinar Nayanika Askala. Seluruh tubuhku berwarna seputih salju. Aku adalah seorang gadis albino yang akrab dipanggil Askala. Aku bisa mendengar Harmoni Tumbuhan, Nyanyian Syahdu Hujan, dan melihat detail tajam dalam kegelapan total.
Seluruh orang di duniaku menganggap aku aneh, kecuali ayah. Aku selalu dikucilkan di sekolah ataupun di komplek perumahanku, tak jarang juga mengalami perundungan. Hingga akhirnya kami sekeluarga harus berpindah rumah berkali-kali. Saat usia enam belas tahun, aku pindah sekali lagi ke sebuah kota klasik, sebuah kota yang terkenal dengan suhunya yang sejuk. Aku begitu menyukai kota ini. Namun, aku tidak menyadari bahwa di tempat inilah petualangan besar akan bermula. Sepanjang sejarah hidupku, akhirnya aku menemukan teman.
Arkana Bumantara (Kana), si atlet dengan energi dan kekuatan fisik yang tidak masuk akal, dan Kasyafa Janira (Nira), si gadis realistis dengan intuisi tajam dan keberuntungan yang tidak pernah habis.
Kami memiliki nasib yang hampir sama, tidak tahu apa yang kami cari. Kami hanya tahu bahwa untuk menemukan kedamaian, kami harus mencari tahu dari mana keanehan yang kami bawa berasal.
Tiba-tiba masuk kedalam kisah novel yang baru saja selesai ia baca, bukanlah hal yang Karan inginkan.
Jelas ia panik dan ketakutan luar biasa pada awalnya, kelimpungan mencari jalan yang kiranya dapat membawanya pulang, hingga tanpa sadar telah mengubah alur cerita novel tersebut.
Alur, tokoh utama, sampai genre novel itu berubah hingga seratus delapan puluh derajat karena kecerobohan Karan.
Yang terjadi pada akhirnya, tanpa sengaja ia telah membuat King Leofric, sang tokoh utama jatuh cinta padanya.
Karan kelimpungan, luar biasa bingung menghadapi kenyataan itu saat ia sendiri juga mulai merasakan debaran tak biasa untuk Leofric.
Perasaan itu lantas menempatkan Karan pada dua pilihan sulit. Akankah ia tetap berusaha mencari jalan kembali ke dunia nyata, atau tetap bertahan demi Leofric?