My Lilac in the Valley

Cleiryna Villere terpaksa bekerja di salah satu perkebunan buah terbesar di desa Thalwin, sebuah cekungan lembah berembun yang berada diujung negeri bernama Vandale. Hal itu terjadi usai dirinya mendengar bahwa pekerja di sana diimingi gaji tinggi yang selalu tuan tanah itu berikan.

Cleiryna hanya punya satu mimpi dari dulu, yaitu pergi dari desa dan ingin mendatangi kota Vardel. Foto kenangan peninggalan orang tuanya yang nampak membelakangi para pedagang buah, membuat dirinya berkilau. Dia rela meski hanya diberikan waktu satu jam untuk berkeliling. Kota Vardel yang menjadi pusat perdagangan dan keuangan di negeri itu, terdapat banyak pedagang dan tengkulak di sana yang menjualkan hasil panen yang didapat dari Thalwin.

Perkebunan buah nyaris 2 hektare milik keluarga Hale, tempat bibi Maris, adik dari ibunya itu bekerja, sangat terkenal di desa Thalwin. Salah satu alasannya karena sistem kerja yang berbeda dari petani lain. Pemiliknya selalu menjualkan buah secara mandiri (penghasil sekaligus tengkulak) dalam waktu yang sama.
Usai kabar burung membawa kabar bahwa pemilik tanah sebelumnya berpulang karena usianya yang sudah tua, muncullah rumor kepulangan sosok pria yang menggantikan posisi ayahnya itu.

Rowan Hale, sosok pedagang mahir yang sudah lama bekerja menjualkan buah-buah hasil panen sang ayah ke Kota Vardel. Beberapa minggu setelah ayahnya berpulang, dirinya memutuskan untuk realisasi ke Thalwin dan memilih mengurus lahan luas itu sendiri.

Tentu bukan tanpa alasan. Selain karena ialah pewaris utama dan ingin lepas sejenak dari kebisingan kota- hal lain karena sang paman, Luther Hale yang selalu berdekatan mengambil alih lahan.